Kecenderungan masyarakat akan transaksi digital, dari hari ke hari semakin meningkat terutama pasca pandemi Covid-19 yang melanda beberapa bulan kebelakang.

Hal inilah yang kemudian diangkat dalam pertukaran ide dan gagasan pada Webinar PASMA Berdoa sesi 3 yang diselenggarakan secara daring oleh fakultas pasca-sarjana Unikom Bandung, pada Sabtu lalu (29/8/20).

Mengusung tema besar 'Solusi Cerdas Transaksi Digital dan Keamanan Informasi dalam Mengembangkan Bisnis pada Masa New Normal, hadir kali ini berbagai narasumber yang merupakan praktisi serta expert di dalam bidang keuangan/perbankan serta keamanan informasi yang mengajak masyarakat untuk dapat adaptif terhadap tren digitalisasi yang semakin meningkat belakangan

Menurut Fillianingsih Hendarta, SH, MBA, Assisten Gubernur BI - Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi digital yang kuat dan ditopang oleh struktur demografi yang didominasi generasi millenial serta penetrasi internet dan mobile phone yang sangat tinggi.
Fillianingsih 

"Tren digitalisasi telah mempengaruhi sendi-sendi perekonomian, mengubah pola transaksi masyarakat baik individu maupun korporasi, dan mendisrupsi fungsi-fungsi konvensional, tidak terkecuali sektor keuangan. Dibalik itu, kecenderungan masyarakat yang didominasi oleh generasi millenial untuk melakukan transaksi digital lewat berbagai e-commerce semakin meningkat walaupun ditengah pandemi", terangnya melalui slide presentasi di layar.

Ia memaparkan bahwa Indonesia mempunyai hal yang tidak dipunyai oleh banyak negara lainnya. Yaitu komposisi penduduk yang didominasi oleh para generasi millenial (gen x, gen y) yang sering disebut sebagai bonus demografi. Generasi millenial sendiri, ia katakan merupakan suatu digital making, yang sangat gampang seperti spons untuk meng-absorb digital wave, sehingga Indonesia dilihat oleh banyak investor sebagai segment konsumen yang prospektif.

"Kita pengguna internet terbesar nomor 4 di dunia, potensi kita luar biasa. Usia produktif (15-64 tahun) kita ada 182,5 juta, more than fifty percent, sixty percent (dari 269 juta penduduk, BPS). Ini merupakan modal besar yang luar biasa.
Kita lihat dengan potensi tadi, setelah covid ini bagaimana. Kita melihat bahwa meskipun aktivitas ekonomi kita menurun, UMKM terdampak karena ada kebijakan physical distancing, PSBB (selama pandemi). Kita melihat ada solusi alternatif disini, yaitu solusi inovatif tanpa tatap muka," jelas Fillianingsih.

Melalui digital payment, ia melihat bahwa di masyarakat saat ini sudah ada pergeseran transaksi belanja melalui e-commerce, serta pembayaran lewat dompet digital/e-wallet maupun menggunakan fitur QRIS (Quick response code Indonesian Standart). QRIS sendiri merupakan standar pembayaran berbasis QR Code yang diluncurkan Bank Indonesia medio 2019 silam sebagai rujukan berbagai penyelenggara pembayaran menggunakan handphone yang di dukung jaringan internet.**rls