Kebutuhan manusia akan sumber daya alam pada dasanya tidak dapat dipisahkan. Baik itu dalam kebutuhan primer maupun sekunder dan tersier. Kebutuhan ini berbanding lurus dengan jumlah manusia di muka bumi, dimana setiap peningkatan penduduk dunia akan meningkatkan permintaan kebutuhan sumber daya alam, khususnya kebutuhan pangan sebagai pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.

Petani Tengah sawah
Kebutuhan pangan seringkali mengorbankan sisi konservasi dan keberlangsungan dari lingkungan alam itu sendiri. Terhitung di Indonesia sendiri berdasarkan BNPB bulan September 2019 kurang lebih 80% hutan sebagai penyangga stabilitas ekologi yang dirubah menjadi perkebunan, baik perkebunan industrial komersil maupun perkebunan subsistan masyarakat sekitar hutan. Dimana seharusnya lahan yang tersedia dapat secara optimal dimanfaatkan potensinya. Pembukaan lahan baru tanpa memanfaatkan lahan yang ada secara maksimal merupakan keputusan keliru, karena bukan hanya secara fisik merusak lingkungan akan tetapi lebih dari itu dampak kerusakan terhadap lingkungan ekologi suatu wilayah.

Tentunya ini menjadi isu penting, khususnya di Desa Waluran yang merupakan bagian dari Unesco Global Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu. Konsep yang diangkat merupakan memuliakan bumi dan mensejahterakan masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial dimuka bumi harus menjaga kelestarian alam terutama menjaga potensi alam sekitar, agar keberlangsungan hidup dapat baik seterusnya. Permasalahan kebutuhan pangan harus bisa diatasi dengan baik, salah satunya dengan pengelolaan pertanian dalam memanfaatkan setiap potensi alam yang ada dan dapat dikembangkan pula dengan baik, salah satu potensi alam yang dibudidayakan ialah hanjeli.

Hanjeli (Coix lacyma–jobi L.) merupakan tumbuhan biji-bijian tropis dari jenis padi-padian atau poaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Timur dan Malaya. Tanaman ini sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat. Tanaman hanjeli tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti halnya Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa.

Jali atau biasa disebut Hanjeli dijawa barat merupakan tanaman pangan berjenis seperti padi-padian yang memiliki segudang manfaat yang jarang diketahui oleh masyarakat, disamping memiliki ketahanan yang tinggi terhadap cuaca dan hama. Hanjeli memiliki keunggulan dimana secara efektif dapat memperbaiki kondisi lahan yang terlalu asam kearah normal, hasil praktikum lapangan pendidikan geografi 2017 menunjukan bahwa ada kecenderungan. Hanjeli menjadi solusi budidaya ramah lingkungan karena dalam proses penanamannya bisa ditanam diruang terbuka maupun diantara rindangnya pepohonan karena daya adaptasinya yang tinggi. Dengan budidaya Hanjeli tentunya menjadi upaya memuliakan bumi, dimana penanamannya tidak harus membabat hutan.

Hadirnya hanjeli diharapkan dapat mengurangi ketergantungan tinggi terhadap nasi. Terhitung berdasarkan data dari detik.com pertahun 2017, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sampai sekitar 70% perpopulasi masyarakat Indonesia. Sehingga akan mengguncang ketahanan pangan Indonesia jikalau produksi padi di Indonesia terganggu. Sehingga penting hukumnya mengenalkan kepada masyarakat Indonesi. Hanjeli bisa menjadi pengganti padi, ketika masalah hasil produksi padi di Indonesia menurun. Salah satunya adalah dengan mengenalkan Hanjeli ke masyarakat. Selain bisa diolah menjadi nasi hanjeli, Hanjeli memiliki potensi lebih untuk dikembangkan kearah ekonomi kreatif dan olahan tradisional seperti dodol dan wajit sehingga dapat ekonomi masyarakat.

Pemanfaatan lahan berkelanjutan dan ketahanan pangan di desa Waluran Mandiri harus dilakukan dengan pendekatan berbeda, salah satunya dengan media cetak dan Video secara virtual serta publikasi artikel ilmiah. Guna tersampainya tujuan yang dirumuskan sebelumnya untuk program kreatifitas mahasiswa (PKM) maka disusun lah buku program pelaksanaan dan pelaksanaan Forum Discuse Group melalui media sosial daring yang disampaikan secara daring pada masyarakat sasaran. Dalam penyusunan konten, anggota program kreatifitas mahasiswa budidaya coix lacryma jobi L secara koordinatif meyusun tiap-tiap konten yang akan dibuatnya melalui bantuan media sosial secara daring, seperti group whatsup (WA) guna menjaga diri dari paparan Covid-19. Selain itu interaksi dan transaksi selama pembuatan media berupa buku pedoman dan Video serta laporan dan lain-lainnya dilakukan secara daring atau dalam jaringan, guna menjalankan protokol kesehatan yang disarankan oleh pemerintah, serta upaya adaptasi kebiasaan baru dalam kehidupan dimasa pandemi ini.

Terwujudnya ketersediaan bahan pangan terutama dalam aspek pertanian dalam negeri saat ini, tidak lepas dari perjuangan para petani yang patut kita apresiasi. Dalam masa pandemi sekalipun, industri pertanian Indonesia tetap maju dan berkembang. Hal ini sangat baik untuk memutar laju perputaran ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, Tim PKM-M Universitas Pendidikan Indonesia setidaknya sudah banyak berbuat dalam ikut serta mendorong ketahanan pangan nasional, melalui PKM Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Waluran Sukabumi ini.

Tim PKM-M yang beranggotakan 4 orang ini, yaitu Ari yusup, Abdul Syahid, Firda Nurfadilah, dan Annisa Fitri Ramadhanti ini baru saja sukses menggelar forum grup disscusion bersama warga desa Waluran Mandiri yng mendapatkan respon baik oleh warga desa Waluran Mandiri, karena warga desa Waluran Mandiri berharap penuh akan adanya sebuah kemajuan dengan hadirnya tim PKM-M Universitas Pendidkan Indonesia. "Kami sebisa mungkin akan berkontribusi menjadi petani muda di lahan-lahan pertanian yang ada di desa Waluran Mandiri kota Sukabumi, bisa dengan membeli produk pertanian dalam negeri, bisa mengkampanyekan konsumsi hasil tani dalam negeri dan juga terlibat dalam pendistribusian pangan Indonesia," imbuh Annisa, sang moderator ketika menutup acara Forum Grup Disscusion.

Karya tulis : Annisa Fitri Ramadhanti