Kebakaran kembali terjadi, Sabtu (12/09/2020), di dua lokasi berbeda, yaitu di Kecamatan Bungbulang dan Blubur Limbangan. Di Blubur Limbangan, tepatnya di Kampung Dunguswiru, RT 02 RW 03, Desa Dunguswiru, sebuah bangunan permanen bangunan bekas tower listrik yang sudah tidak terpakai milik Haji Uden (45), dengan ukuran bangunan 5x5 meter persegi,  pukul 14.30 WIB. Sedangkan, sebelumnya pada pukul 10.30, di Kecamatan Bungbulang, kebakaran menimpa sebuah Heuleuran (penggilingan beras) ukuran : 3x5 meter persegi milik Haji Dadang (53) di Kampung Sawah Bera, RT 03 RW 09, Desa Cihikeu.
Menurut kepala Bidang Operasi kebakaran Wawan Sobarwan, pihaknya menurunkan Tim Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Blubur Limbangan dengan Satu Unit kendaraan Pancar, dan UPT Disdamkar Wil II Bungbulang.
Wawan menyebutkan berdasarkan laporan Kepala UPT Disdamkar Blubur Limbangan, satu unit mobil pemadam kebakaran diturunkan menuju lokasi kejadian, dengan respon time 7 menit, dengan jarak tempuh menuju lokasi 3 km. Api berhasil dipadamkan pukul 15.00 WIB. Beruntung dalam musibah kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka, sementara untuk kerugian materi masih dalam perhitungan. 
Wawan menuturkan, pihaknya mengetahui kejadian tersebut dari laporan Sekdes Dunguswiru, Ayi (42). Kebakaran yang diduga karena korsleting listrik, api dengan cepat membakar bangunan bekas tower listrik yang sudah tidak terpakai. Beruntung dengan kesigapan petugas rescue Disdamkar Limbangan dapat teratasi, bahkan bangunan yang menempel dengan bangunan mesjid dan rumah warga masih bisa terselamatkan  yang memang berdekatan dengan bangunan yang terbakar tersebut.
Sementara  itu sebelumnya, jelas Wawan, pada pagi hari jam 10.30, pihaknya mendapat laporan yang sama dari UPT Disdamkar Wilayah II Bungbulang, sebuah Heuleuran (penggilingan beras) ukuran : 3x5 meter persegi milik Haji Dadang (53) di Kampung Sawah Bera, RT 03 RW 09, Desa Cihikeu. Asal mula api diduga dari pembakaran lahan pembuangan pengilingan padi yang akan merembet ke bangunan rumah.
Wawan mengungkapkan, Kebakaran memang menjadi momok menakutkan di saat musim kemarau. Kondisi udara yang kering dan bahan yang mudah terbakar serta korsleting menjadi penyebab utama kebakaran. Himbauan pun kerap dikeluarkan seiring bencana musibah kebakaran yang disebabkan arus pendek atau konsleting terus terjadi.
"Kemarin dua kali kejadian Desa mekarsari kecamatan selaawi dan Desa Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, disusul hari ini (Sabtu) dua kali kejadian," tuturnya.
Add caption
Kendati peristiwa kebakaran di dua tempat berbeda itu tidak menimbulkan korban jiwa, Wawan tidak henti-hentinya menghimbau seluruh warga agar berhati-hati dan waspada terhadap bahaya kebakaran, serta menghindari penggunaan peralatan dengan beban kapasitas listrik yang berlebih, serta memeriksa secara berkala instalasi listrik di rumah.
"Siapkan alat pemadam kebakaran, air, pasir, karung goni yang dibasahi di lingkungan sekitar, hindari pembakaran sampah, periksa kondisi tungku masak, baik kompor minyak maupun gas, slang, tabung dan lain-lain. Kemudian segera ganti jika ada yang bocor." ujar Wawan.