Pertanian adalah salah satu sektor yang meningkat di masa pandemi yang berbeda dengan sektor kebanyakan lainnya yang mengalami penurunan.

Kenaikan ini membuat pemerintah lebih memperhatikan masalah ketahanan pangan dan mengimbau untuk lebih serius dalam memajukan aspek tersebut.

Peningkatan sektor pertanian didasari atas perubahan pola belanja masyarakat selama masa pandemi yang lebih memilih untuk mementingkan belanja bahan makanan dibandingkan yang lainnya.

Pemerintah menilai bahwa pertanian bisa menjadi salah satu sektor yang bisa membantu dalam pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19.

Kartu Tani

Terkait hal ini, pemerintah terus melakukan penyempurnaan di bidang pertanian, salah satunya dengan implementasi penggunaan Kartu Tani.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan mendistribusikan pupuk bersubsidi bagi pemilik Kartu Tani sehingga penyebaran Kartu Tani ke seluruh Tanah Air akan dilakukan secara bertahap dan bisa diberlakukan secara efektif pada 2021.

“Pola pendistribusian pupuk subsidi terus kita perbaiki. Sehingga saat ini data penerima pupuk subsidi bisa valid hingga 94 persen. Data ini akan semakin diperkuat dengan Kartu Tani yang kriterianya berdasarkan by name by address. Denga cara ini, kita harapkan pupuk bersubsidi benar-benar diterima oleh pihak yang membutuhkan,” ucap Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Kementerian Pertanian (Kementan).

Sarwo Edhy yang merupakan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan menyatakan bahwa Kartu Tani saat ini agak tersendat, namun harus tetap dilaksanakan secara bertahap karena belum banyak petani memiliki Kartu Tani.

Kementan mengeluarkan surat yang isinya adalah pupuk subsidi diberlakukan bagi para petani pemegang Kartu Tani, sedangkan yang belum punya akan dilakukan secara manual.

Jumlah petani berdasarkan eRDKK ada 13.9 juta orang. Kartu Tani yang telah dicetak ada 9.3 juta kartu dan yang sudah terdistribusi ada sebanyak 6.2 juta kartu. Dari jumlah itu, Kartu Tani yang digunakan baru 1.2 juta.

Kartu Tani direncanakan sudah bisa efektif dan selesai 100 persen di awal tahun 2021.

“Sedangkan untuk pupuk Indonesia, kita minta untuk melakukan sosialisasi bersama Kementan. Khususnya sosialisasi kepada distributor. Kemudian distributor bisa sosialisasi ke kios-kios dan pengecer, lalu kios serta pengecer sosialisasi ke petani di daerahnya. Sehingga Kartu Tani bisa berjalan dengan lancar,” tutur Sarwo Edhy.

Kartu Tani disediakan pemerintah untuk memenuhi hak petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi.

Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan dukungan terhadap Kartu Tani karena kartu ini bermanfaat untuk petani dan juga Pupuk Indonesia. Kartu ini bisa memudahkan ketepatan sasaran penerima, mudah pertanggungjawabannya, dan penagihan yang lebih singkat,tulis PR.

Kartu Tani disebut sebagai penyambung pabrik pupuk dengan petani yang akan menghubungkan kios secara langsung dengan petani.***