Gugus Tugas pencegahan Covid-19 di berbagai Kecamatan mulai kembali keluarkan larangan kegiatan hiburan, berkerumun dan mengundang banyak orang di tengah situasi kasus Corona yang meningkat drastis di Karawang. 

Kurang dari beberapa pekan kedepan, bulan Rabiul Awwal atau Maulid kembali tiba. Umat muslim penjaga tradisi "Muludan" sudah bersiap menggelar tabligh Akbar yang sebelumnya tertunda di bulan Rajab. Sesekali,ada panitia yang sudah booking akomodasi dan muballigh jauh-jauh hari, ada pula yang masih gamang kebolehan penyelenggaraan di bulan Maulud sekitar Oktober mendatang itu. 
Santri

Pimpinan Pesantren Al Burdah Drs KH Aning Amrullah mengatakan, Gugus tugas Covid-19 tiap Kecamatan dan juga pemerintah, diharapkan mendahulukan musyawarah, utamanya dengan pihak-pihak yang pada dasarnya dirugikan dan atau terusik dengan larangan kembali penyelenggaraan kegiatan keramaian, termasuk tablig akbar. Sehingga, dengan musyawarah akan ada formula yang bisa memenuhi rasa keadilan. "Bagaimana satu sisi kegiatan terlaksana dengan syarat-syarat tertentu, sisi lain keselamatn jamaah/ kerumunan juga terjamin, " katanya.

Untuk budaya syi'ar, tablig Akbar di  bulan mulud di upayakan agar tetap dilaksanakan, dimana ada dua kelompok jemaahnya di bagi, misal sambungnya, sekelompok undangan khusus tertulis di syarat kesehatan, dilaksanakn di lokasi langsung dengan pembatasan, sementara, seklompok undangan umum lainnya, bisa memanfaatkan via media sosial atau dilaksankan secara daring di rumah masing-masing, itupun melihat dari sisi keefektifannya. Karena, menuntut ilmu dimanapun, tetap berpahala. "Kita harap ada alternatif tablig Akbar di masa pandemi ini,  yang saya pikir Maulid ini tak terbendung akan banyak penyelenggaraannnya, " Ujarnya. (Rd)