Di era Pandemi Covid-19, seorang guru Raudhatul Athfal (RA)/Madrasah diharapkan dapat mengembangkan diri menjadi seorang fasilitator. Setidaknya ada enam syarat yang harus dipenuhi bila seorang guru ingin menjadi fasilitator andal. 

Hal ini dikemukakan  Praktisi Pendidikan Bernadette Wresni Asih, saat memberikan materi tentang Strategi Efektif Dalam Pelatihan Guru RA/ PAUD: Menjadi Fasilitator yang Andal, dalam Pelatihan Pengembangan Kapasitas Guru RA yang digelar secara daring oleh Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Rabu (07/10).

Pertama, seorang guru harus menguasai materi yang akan disampaikan. Kedua, guru harus mampu berkomunikasi dengan efektif. Ketiga, seorang guru harus mampu membuat desain pelatihan atau pembelajaran dengan baik. Hal ini, lanjut Wresni, berhubungan dengan syarat keempat yang harus dipenuhi, yakni mengenal audiens dengan baik. 


Kelima, seorang guru harus menguasai teknologi pembelajaran yang digunakan. Dan keenam, tiap guru harus berlatih dengan tekun. 

Selain syarat yang harus dipenuhi, Wresni juga menyebutkan dua faktor keberhasilan fasilitator andal. “Pertama, sikap dan perilaku fasilitator. di antaranya etika dan moral, disiplin, kepemimpinan, integritas dan kerjasama,” ujar Wresni Asih.

Kedua, lanjut Wresni Asih, adalah kemampuan akademik fasilitator. Ini meliputi penguasaan substansi materi yang dipilihnya, mampu berkomunikasi dengan efektif dan menguasai strategi penyampaian materi. "Komunikasi menjadi faktor penting dalam keberhasilan seorang fasilitator," tukas Wresni.

Komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian yang tepat sehingga informasi dapat dipahami oleh kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti. 

“Komunikasi dinyatakan berhasil jika terpenuhinya semua unsur komunikasi dan sasaran dalam berkomunikasi dan ada feedback dari lawan bicara kita atau respon,” sambungnya.

“Dengan persyaratan dan faktor keberhasilan, diharapkan seorang tenaga pendidik dapat mengembangkan diri menjadi seorang fasilitator yang andal,” terangnya.

Wresni Asih menekankan bahwa guru RA bisa menjadi fasilitator yang handal asalkan mau berlatih dan terus mempraktekan menjadi fasilator di setiap kesempatan. “Guru RA juga perlu terus belajar menambah ilmu dan mempraktikan semua hasil belajarnya sehingga bisa menguasai materi tersebut dengan baik,” pungkasnya.

Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan Raudhatul Athfal  Kemenag, Siti Sakdiyah, menuturkan, bahwa disaat pandemi, dalam mentransfer pengetahuan baik ke peserta didik atau teman sejawat melalui media daring dituntut kreativitas yang baik supaya bisa diterima dengan baik dan tidak membosankan.

“Guru RA yang notabene memiliki kekhasan dalam membersamai anak-anak usia dini yang terkadang moody menjadi satu peluang untuk menjadi fasilitator andal, bagaimana menguasai dan menarik perhatian audien saat memberikan materi,” ujar Sakdiyah.***ts