Banjir rob yang diduga akibat perubahan angin timur ke angin barat, masih berlangsung di pesisir Karawang, Selasa (17/11). Selain sudah meringsek rumah, warung hingga Musala di bibir pantai, perahu nelayan asal Muara Baru juga ikut "kecelakaan" di Sungai Buntu gegara gelombang pasang yang sulit di jinakkan.

Kades Pasirjaya, Wakzie Saglak mengatakan, belum jelas penyebab terjadinya rob, karena informasi dari BMKG dan BPBD hanya mengabari bahwa seminggu ini, air laut akan pasang dan diminta kewaspadaan. Kemarin, sebut Saglak, air laut meluber ke daratan sekitar pukul 10.00 Wib pagi dan sekarang Selasa (17/11), air kembali pasang mulai pukul 11.00 Wib siang. Pihaknya sudah mendata dan melaporkan dampak kerusakan akibat banjir rob tersebut, mulai rumah warga, warung hingga sawah dan tambak. Tapi sayangnya, sampai hari ini belum ada tindak lanjut dari BPBD maupun Dinas Sosial. "Warga masih bertahan dan belum mau di ungsikan sementara. Dan sampai sekarang belum ada respon apapun dari Pemkab, " Ujarnya.

Kondisi dampak Rob di Tanjung baru dan Penyelamatan Perahu Nelayan di Sungai Buntu

Ketua Rukun Nelayan (RN) Ciparagejaya Miscu mengatakan, air pasang acapkali di identikan dengan tanggal bulan purnama, padahal air pasang itu bisa terjadi kapanpun, termasuk perubahan cuaca dari angin timur ke angin barat. Bagi nelayan, ini fenomena lazim terjadi, bahkan di saat rob dan gelombang saat ini, mereka tetap normal melaut. Meskipun, diakui Miscu, daratan terdampak, bahkan air rob masuk sampai akses jalanan Cibendo depan Kantor Desa Ciparagejaya."Gelombang sih normal, jadi nelayan tetap melaut. Karena ,ini fenomena normal. Cuma memang daratan terdampak, " Katanya. 

Polsus Kementrian Kelautan dan Perikanan Wawan Setiawan mengatakan, banjir rob dan gelombang ia benarkan sampai membuat kecelakaan melaut di Sungai Buntu, karena perahu nelayan asal Muara Baru terbalik. Beruntung, kedua ABK selamat dan sudah di pulamgkan ke rumahnya. "Kami tetap meminta nelayan waspada, pastikan keselamatan melaut di utamakan, " Pungkasnya. (Rd).