Mata rantai kerugian petani saat panen, semakin menggurita. Selain harga gabah yang kurang stabil dikisaran Rp4,5 ribuan perkilogram, pendapatan mereka masih kotor. Sebab, sebelum sampai ke rumah dan atau penjualan ke Tangkulak dengan harga dihutang "Mingguan", Calo gabah sampai Jatah Preman (Japrem) membuat risih petani di Cilamaya Kulon.
Gabah


Anggota DPRD Karawang Fraksi PDI Perjuangan, H Cita mengatakan, dirinya mendengar akan ada gerakan petani di Desa Bayurkidul yang hendak memberantas "Japrem" gabah di wilayahnya. Itu, sangat di apresiasinya, karena selama ini selain harga yang kurang memihak petani, jasa angkut gabah, rontog gabah juga ikut menggerek hasil produksi. Bahkan, sudah jatuh tertimpa tangga, belum selesai persoalan jasa, calo dan tangkulak yang membanderol harga, juga ikut risih lantaran acapkali di Japrem para preman dengan hitung-hitungan perkwintal bahkan tonase. Artinya, keresahan itu bukan saja dirasakam petani, tetapi juga calo dan tangkulaknya. "Sehingga, kalau ada gerakan pemberantasan japrem ini, sangat saya apresiasi dan kami dukung," Ujarnya, Sabtu (28/11). 

Hanya saja, ia sarankan, agar petani dan tokoh tani, tidak bermusyawarah tanpa menghadirkan pemerintah desa, Kapolsek dan Danramil, karena kiranya mereka bisa menggawangi proses dan penindakan japrem gabah petani tersebut dilapangan. " koordinasikan dengan aparata, biar nanti dilapangan ada penindakan, " Saran Mantan Kades Bayurlor ini. (Rd)