Untuk kali pertama, Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, memiliki balon Kades dari gender perempuan. Dengan mengusung Ekonomi Mandiri, Agamis dan Sejahtera (EMAS), Imas Suryati, tokoh perempuan Pasirputih mendaftar sebagai Balon Kades pada Jumat pekan kemarin (18/12). Perempuan jebolan SMA Cipasung Tasikmalaya ini, tampil sebagai penantang petahana dan kandidat lainnya dalam perhelatan Pilkades yang akan di selenggarakan pada 21 Maret 2021.
Imas Suryati, Mutiari Pesisir Pasirputih yang Manggung Pilkades Sukajaya

Kepada pelitakarawang.com, Imas mengatakan, bukan hanya di satu desa, tapi dirinya menjadi perempuan satu-satunya pendaftar balon kades se Kecamatan Cilamaya Kulon. Status Gender baginya, tak menjadi halangan apapun untuk bisa berkontribusi sama dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Desa Sukajaya. Berangkat dari hal itu, ia ingin jadi perempuan pertama yang menjawab segala harapan perubahan pembangunan desa yang lebih baik di masyarakat, terutama kaum perempuan yang harus semakin di berdayakan. Sebab, sebut Imas, Sukajaya ini memiliki potensi besar yang ditekuni kaum ibu dan usaha rumahan seperti Usaha Kecil dan Mikro (UKM) yang selama ini, ia rasa sama sekali tidak tersentuh progres pengembangannya, baik melalui Dana Desa maupun Bumdes. "Saya ingin jadi perempuan pertama yang akan menjawab harapan perubahan desa Sukajaya yang lebih baik, " Katanya.

Imas menambahkan, sumber dana transfer desa sama haknya dengan desa lainnya yang non pesisir, namun kedepan bagaimana ia kelola pemerintahan dan manajerialnya lebih baik dan proporsional untuk kemaslahatan masyarakat Sukajaya. Bumdes yang harus dikelola profesional oleh tenaga ahli sampai alokasi bantuan yang diharapkan tepat sasaran dan tepat guna untuk masyarakat secara merata. "Bumdes dan pemerintahan desa, harus dikelola oleh orang spesialisasi yang ahli di bidangnya, bukan karena alasan kelompok, kedekatan dan atau unsur politis lainnya. Karena, hadirnya anggaran itu harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara adil dan bijak, " Ujarnya.

Lebih jauh ia menambahkan, membangun desa itu bukan soal fisik saja, tapi aspek ekonomi, kesehatan dan hak atas pendidikan harus diperhatikan dengan seksama. Bagaimana masyarakat bisa di berdayakan ekonominya, pemahaman kesehatan yang masif hingga melahirkan kualitas pendidikan di desa yang lebih baik. Tentunya, dukungan moril dan materil jadi perhatian khusus dirinya, dimana Posyandu, Paud, SD, DTA hingga Majelis Taklim dan pemberdayaan ekonomi masyarakatnya harus disentuh lebih optimal lewat anggaran-anggaran desa yang di miliki. "Aspek ekonomi dan pendidikan, harus kita lakukan optimalisasi lewat dukungan pemberdayaan dan infrastruktur yang di danai dari dana transfer desa, " Katanya. (Rd)