Beberapa daerah di Tanah Air tengah diuji, pasalnya bencana alam telah menerpa pelbagai wilayah di negeri ini seperti bencana banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Sulawesi Barat hingga longsor di Sumedang, Jawa Barat.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi multi risiko baik dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami yang semakin meningkat.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa potensi multi risiko tersebut hingga bulan Maret 2021 mendatang.

“Sampai Maret masih ada potensi multi risiko, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari,” katanya, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 15 Januari 2021, seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

“Tapi seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat, mohon kewaspadaan masyarakat,” katanya menambahkan.

Air Pasang

Sejak bulan Oktober tahun 2020 lalu, BMKG telah mengeluarkan informasi ihwal potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan, bahkan sejak awal Januari 2021, sejumlah daerah mengalami bencana banjir serta tanah longsor akibat meningkatnya curah hujan.

Begitu pula dengan potensi gempa bumi, gempa dengan kekuatan signifikan terjadi di sejumlah wilayah, yang terbaru gempa dengan magnitudo 5,9 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, Kamis 14 Januari 2021 siang WIB.

Air Pasang

Sehari berselang, pada Jumat 15 Januari 2021 dini hari WIB, gempa tektonik dengan kekuatan lebih besar yakni bermagnitudo 6,2 terjadi mengguncang dan merusak rumah warga.

“Episenter gempa kurang lebih sama terletak 6 kilometer arah timur laut Majene dengan pusat gempa 10 kilometer. Ini gempa dangkal yang tentunya karena magnitudonya sangat besar, guncangannya juga sangat dirasakan di permukaan,” ujarnya.

Di samping itu, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang mengguncang merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Mamuju.

“Berdasarkan data kegempaan yang kami rekam dan historis gempa, kami menganalisis masih memungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari yang lalu atau bahkan lebih,” tutur Kepala BMKG tersebut.

“Karena itu kami mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan dan gedung-gedung tinggi karena dikhawatirkan masih berpotensi gempa susulan,” katanya menambahkan.

Dikabarkan masih adanya potensi gempa susulan yang cukup kuat, untuk itu BMKG menurunkan tim di lapangan dan memasang alat guna memantau gempa-gempa susulan agar dapat memberikan estimasi kapan gempa-gempa susulan tersebut berakhir.

Selain itu, untuk memetakan dampak kerusakan, sekaligus guna menenangkan masyarakat melalui sosialisasi terkait kejadian gempa bumi ini, perkembangannya dan langkah kewaspadaan yang harus dilakukan.***