Syahrul Aidi Maazat mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera melakukan perbaikan di bagian ruas Tol Cikopo - Palimanan (Cipali), Jawa Barat, yang amblas guna tidak menghambat pergerakan arus logistik yang sangat penting terutama pada masa pandemi saat-saat ini. 


Tol Cipali

Syahrul mengemukakan, amblasnya jalan tol Cipali diperkirakan akibat curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut, sehingga seharusnya sudah dapat diantisipasi dari info tersebut.


 

Syahrul mengingatkan, sebagian jalur Pantura juga putus karena banjir serta mengakibatkan pula jalur kereta juga terputus di Semarang, Jawa Tengah. Hal itu berdampak terhadap meningkatnya biaya logistik dan lamanya pengiriman karena jalur yang masih mungkin dilewati adalah jalur selatan yang lebih jauh. Demikian ditekankan Syahrul.

Sahyrul AM

 

“Kejadian ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan terhambatnya arus logistik karena saat ini jalan Tol Cipali hanya dapat digunakan satu jalur. Serangkaian kejadian ini dikhawatirkan akan memutus rantai pasok logistik ke Jakarta. Maka, tindakan cepat dan tepat dibutuhkan oleh pemerintah dan pengelola jalan tol saat ini," ujarnya.


 

Lebih lanjut terkait amblasnya jalan tol Cipali tersebut, Syahrul meminta Pemerintah dan pengelola tol segera melakukan investigasi penyebabnya, dan membuat kajian agar kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Kajian tersebut, tegas Syahrul, termasuk dengan pengerjaan awal jalan tol tersebut yang terkesan terburu-buru alias kejar tayang.

 


Sebagaimana diwartakan, di ruas Tol Cipali KM 122 arah Jakarta terjadi longsor pada Senin (8/2/2021). Longsor ini disebabkan gerusan lereng badan jalan akibat tingginya intensitas hujan di Jawa Barat sehingga membuat jalan retak sepanjang 40 meter. Kementerian PUPR saat ini melakukan penanganan amblesnya jalan di ruas Tol Cipali KM 122 arah Jakarta.


Tol Cipali Amblas


 

“Kami tengah melakukan sejumlah upaya untuk penanganan longsoran tersebut, di antaranya pemasangan sheet pile di sisi median untuk untuk proteksi lajur A (dari arah Jakarta menuju arah Semarang) dan juga untuk proteksi potensi gerakan di lokasi sliding," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian. Menurut Hedy, untuk mengurangi beban lalu lintas, juga akan dibangun 2 lajur sementara di median (detour) sepanjang 200 meter dari KM 122+300 hingga KM 122+500 dengan waktu pengerjaan 10 hari. **un/sf