Sepuluh wilayah berpotensi terjadinya gempa dan tsunami dilihat dari data seismic gap, distribusi B-value, dan zona aktif gempa Januari 2021.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memetakan 10 wilayah berpotensi terjadinya gempa dan tsunami.

Foto : Ombak Laut

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu (31/1/2021), mengatakan, potensi itu dilihat dari data seismic gap, distribusi B-value, dan zona aktif gempa Januari 2021.

Berdasarkan data potensi seismic gap, distribusi b-value dan zona aktif Januari 2021, maka beberapa daerah yang perlu diwaspadai adalah:

- Mentawai

- Lampung

- Selat Sunda

- Banten

- Selatan Bali

- Sulawesi Utara

- Aceh

- Sorong

- Matano

- Lembang

Pemetaan potensi gempa itu dilihat berdasarkan data seismic gap yang meliputi zona megathrust dan zona sesar aktif.

Zona seismic gap yang patut diwaspadai di wilayah Indonesia

- Kepulauan Mentawai

- Laut Maluku

- Utara Papua

- Lalut Banda

2. Zona sesar aktif

- Sesar Lembang (Jawa Barat)

- Sesar Matano (Sulawesi Tengah)

- Sesar Sorong (Papua Barat)

- Sesar segmen Aceh

Kemudian berdasarkan distribusi spasial b-value dan zona aktif gempa pada bulan Januari 2021.

"Informasi ini tidak perlu membuat panik masyarakat, karena kita harus menyiapkan mitigasinya," kata Daryono.

Jadi respon kita adalah, kata Daryono, bagaimana menyiapkan mitigasi untuk mengurangi risiko jika terjadi gempa maupun tsunami.

Daryono menambahkan, gempa bumi dan tsunami merupakan proses alam yang tidak dapat dihentikan.

Untuk itu upaya mitigasi sangat perlu dilakukan sesuai yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bendana (BNPB).

Mulai dari membangun rumah yang lentur dan tahan gempa, menata ruang pantai yang aman tsunami, meningkatkan kemampuan dalam merespon peringatan dini hingga cara menyelematkan dan evakuasi diri. *** sumber : Antaranews.