Ruang gerak partisipasi perempuan dalam kelompok tani di sejumlah daerah masih sangat minim. Baik dalam kepemilikan lahan maupun dalam pengelolaan lahan. Menanggapi hal itu, anggota Komisi IV DPR RI Nur’aeni dalam talkshow yang diselenggarakan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI) mendorong peran aktif perempuan yang bergerak di sektor pertanian, seperti ibu-ibu yang aktif di kelompok tani.

“Saya melihat kelompok tani perempuan yang ada di dapil saya, di tengah-tengah Covid-19 ini sangat membantu sekali.Jadi ada pergerakan, di mana kelompok tani perempuan ini yang terus bergerak dalam sistem bercocok tanam seperti sayuran hidro,” ucap Nur’aeni di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021).


Nur’aeni melanjutkan, di dapilnya Banten I, telah tersedia lahan seluas 500-1000 meter untuk kelompok tani perempuan. Meskipun terbilang sedikit, kelompok tani tersebut dapat memanfaatkan daya guna ruangan dengan baik, terutama dalam masa pandemi Covid-19. “Di samping menambah nilai ekonomis bagi keluarga tersebut, juga memberi dampak yang lebih luas lagi untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarga sekitar situ,” jelasnya.


Di sisi lain, politikus Fraksi Partai Demokrat itu juga menyoroti usia petani yang pada umumnya sudah berusia 50 tahun. Selain melibatkan perempuan, dirinya berharap sektor pertanian juga melibatkan generasi muda sebagai upaya untuk melakukan regenerasi serta pemanfaatan teknologi terkini yang menunjang produktivitas petani.


Bagaimana pun juga harus ada regenerasi dan kecintaan terhadap petani serta mendorong adanya modernisasi pertanian dengan menggunakan teknologi modern,” tegas Nur’aeni. Ia melihat, bertani bisa menjadi solusi yang tepat disaat kenaikan harga pangan di pasar.


Diketahui, belakangan ini beberapa bahan pangan mulai dari kedelai, daging sapi, ikan hingga cabai mengalami kenaikan harga yang dipicu kelangkaan di pasar juga faktor cuaca ekstrim. Tak tanggung-tanggung, harga pangan seperti cabai mengalami kenaikan harga hingga lebih dari dua kali lipat dari harga sebelumnya sekitar Rp.40.000,- per kg menjadi Rp 140.000 rupiah. ***hal/es