Setiap tanggal 15 Sya'ban, Lurah pertama Tegalwaru Kecamatan Cilamaya Wetan diperingati Haulnya. Leluhur dengan nama asli Pangeran Kesumajaya bin Sultan Sena Sepuh Jaenudin, wafat pada 15 Ruwah tahun 1878 Masehi dengan gelar Lurah Bintang. Kemarin, (28/3), Lurah pertama Desa Tegalwaru yang tercatat berhasil mengangkat "Klonengan" atau kunci bandul sebesar kerbau yang tenggelam di Barugbug di hadapan Belanda dan Bupati kala itu, di peringati haulnya yang bertepatan dengan hari Nishfu Sya'ban. 

Forum Pemuda Dusun Tegalwaru (Fordaru) melibatkan diri dalam kegiatan tersebut sebagai wujud pelestarian tradisi leluhur, bahkan selain peringatan haul Ki Buyut, kegiatan tersebut juga di isi dengan santunan anak yatim piatu dan jompo, sedekah tumpeng, doa berjamaah di komplek makam dan taushiyah agama.
Masyarakat Tegalwaru Kecamatan Cilamaya Wetan Saat Peringati Haul Ki Buyut Surtinem

"Kemarin fordaru turut serta dalam gelaran acara haul ki buyut Lurah surtinem dan santunan anak yatim dan jompo di komplek makam. Jumlah yatim yang kita santuni sebanyak 50 anak dan jompo 30 orang. Masyarakat Alhamdulillah beramai - ramai hadir mengikuti tawasul dan doa bersama di halaman makam buyut lurah surtinem komplek pemakaman kampung Tegalwaru dengan meriah, khidmat dan khusyuk, " Kata Cecep Saepudin  Ketua Fordaru Cilamaya, Senin (29/3).

Selain di isi dengan sambutan yang di sampaikan ketua penyelenggara Ade fatimah,S.Pd, penyampaian sejarah dan doa juga di sampaikan juru kunci makam Yumsilah,S.Pd. Alhamdulillah sambung Saepudin, kegiatan ini berlangsung lancar dengan sumber pendanaan santunan dari para donatur dan dermawan. "Masyarakat datang sambil membawa tumpeng dari rumah masing-masing, dan dilanjut dengan makan bersama. Selama berjalannya acara masyarakat tertib dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, " Ungkapnya.

Yumsilah, Kuncen makam Ki buyut lurah mengatakan, Lurah Surtinem bergelar lurah bintang yang wafat pada tahun 1878. Dia, adalah tokoh besar di samping Kades pertama Desa ini. Beliau ini, sangat berjasa pada negara, selain berperang sebagai raja dan panglima dengan membawa 17 panglima perang Cirebon saat perang "Randu" melawan belanda, Ki Buyut juga tercatat sebagai figur sentral yang terlibat dalam perang batavia berbarengan dengan perang diponegoro. Lebih dari itu sambungnya, Ki Buyut ini adalah sosok yang mengambil "klonengan" sebesar kerbau atau konci bandul Bendungan Barugbug yang tenggelam terbawa arus. Kala itu, sebut Yumsilah menceritakan, tak satupun pejabat atau orang yang sanggup mengambilnya ketika pemerintah belanda memarahi bupati akibat tenggelamnya klonengan pintu bendungan tersebut. "Tapi atas seizin Allah SWT, beliau masuk kedalam air, menyelam dan mengangkat klonengan itu hanya dengan satu tangan saja dan di acungkannya ke hadapan Bupati dan Belanda kala itu, " Tutupnya. (Rd)