Deddy Yefri Hanteru Sitorus menilai traffic penerbangan Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat perlu dimaksimalkan. Pasalnya, jika dibanding Bandara Husein Kartanegara di Bandung, traffic Bandara Kertajati masih kalah jauh. Padahal secara kapasitas Bandara Kertajati jauh lebih besar. Untuk itu, Deddy mendorong PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara, agar migrasi antara Bandara Husein Kartanegara dengan Bandara Kertajati dapat dioptimalkan.

Bandara di Majalengka

“Yang kita lihat sebenarnya, bagaimana mengoptimalisasi Bandara Kertajati. Kalau saya lihat dari presentasinya, traffic antara Bandara Husein Kartanegara dengan Bandara Kertajati, masih sangat jauh. Dikarenakan bandaranya lebih baru dan besar, mereka seharusnya bisa memaksimalkan bandara yang investasinya begitu besar itu. Saya juga ingin melihat bagaimana mereka bisa menggandeng strategic partner dalam rangka mendorong traffic di bandara-bandara milik Angkasa Pura,” tutur Deddy.

 

Deddy menyerap masukan mengenai hal-hal yang perlu dikontribusikan Komisi VI DPR RI terhadap kendala yang dihadapi AP II sejauh ini, khususnya terkait penurunan pendapatan akibat pandemi. “Sebenarnya bandara ini ada di hilir, karena hulunya ada di traffic penerbangan. Jika traffic penerbangannya rendah, tentu otomatis pendapatannya sebagai industri hilir (AP II) akan terdampak. Jadi mau tidak mau, kita harus mendorong ada satu ekosistem, baik di bisnis aviasi maupun non-aviasi, sehingga AP II bisa survive dan menjadi kuat di masa yang akan datang,” tegasnya.

 

Berkaitan dengan pandemi Covid-19, Deddy berharap pemerintah bisa bergerak cepat dalam hal vaksinasi. Perlu ditingkatkan kecepatan vaksinasi agar bandara dapat beroperasi dengan cepat. Ia juga berharap vaksinasi dapat mendorong traffic penerbangan, khususnya di Bandara Kertajati. Apalagi menjelang puasa dan libur Lebaran, ia berharap adanya kebijakan dari pemerintah supaya traffic penerbangan dapat meningkat.

 

“Mudah-mudahan dengan vaksinasi yang direncanakan tahun ini, yaitu mencapai 70 persen, bisa membantu dan mendorong traffic penerbangan yang lebih besar. Harus dirancang adanya narasi dan target spesifik  sebagai strategi dari AP II itu sendiri. Di luar itu, kita juga masih menunggu kebijakan pemerintah akan seperti apa nantinya, apakah akan melonggarkan mobilitas masyarakat atau seperti tahun lalu ada pembatasan. Kita berharap prosedur prokes tetap dijalankan,” pungkasnya.**Yt