Pesan singkat alias SMS berisikan penawaran dana cepat hingga pinjaman, rupanya tak hanya diterima orang-orang biasa. Sekaliber Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tak luput jadi sasaran SMS tersebut.

Sri Mulyani

Bendahara negara itu bahkan mengaku kesal lantaran setiap hari menerima SMS berisi tawaran senada. Untuk itu, dia pun sampai meluangkan waktu tiap hari menghapus satu-satu pesan yang masuk.

"Sekarang banyak yang tawarkan, Anda butuh dana cepat? Itu HP saya tiap hari harus hapus-hapus kayak gitu. Anda butuh Rp 1 juta, Rp 5 juta, kalau kamu punya BPKB rumah, jaminan dan sebagainya," aku Sri Mulyani dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang diselenggarakan Katadata, Selasa (23/3).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) angkat bicara terkait maraknya SMS liar yang menghantui ponsel masyarakat. Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, menegaskan kementeriannya terus memproses laporan dari siapa pun terkait hal ini.

Sementara mengenai proses registrasi kartu SIM yang disinyalir jadi sumber kebocoran data, Kominfo menyatakan bahwa hingga gini kebijakan tersebut mau tak mau masih harus berjalan. Kendati begitu, ia menjamin Kominfo bakal terus melakukan evaluasi serta melakukan pengawasan.

"Terkait registrasi kartu SIM, kebijakan tersebut masih terus dilaksanakan, dan dievaluasi agar penyalahgunaan dapat diminimalisasi," ujarnya kepada kumparan, Kamis (25/3).

Dedy membeberkan, Kominfo sudah menyiapkan regulasi yang memungkinkan pengaturan terhadap registrasi SIM serta pemanfaatan SMS ini. Beleid tersebut tertuang dalam Permen Kominfo sebagai peraturan turunan dari PP Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran,berita ini dikutip dari Kumparan.

"Peningkatan koordinasi serta komunikasi antara Kominfo dengan kementerian lembaga juga akan terus kita tingkatkan. Guna memastikan pemanfaatan SMS sesuai ketentuan yang ada," pungkas Dedy.***