Anggota Komisi V DPR RI Tamanuri meminta kepada seluruh pihak pelabuhan yang berada di seluruh wilayah Indonesia untuk segera menyediakan alat timbang untuk semua kendaraan roda empat ke atas maupun roda dua yang akan menaiki kapal, khususnya untuk truk-truk Over Load Over Dimension (ODOL). Keberadaan alat ini guna menghitung berat beban tonase keseluruhan agar menghindari kelebihan muatan kapal.

“Jangan sampai berat beban kapal itu diukur dengan jumlah truk atau mobil mobil yang masuk, tetapi harus diukur dengan tonase. Kalau diukur dengan jumlah mobil yang masuk, tidak sama antara truk ODOL dengan truk barang biasa. Masing-masing kendaraan mempunyai berat yang berbeda,” ungkap Tamanuri .

Tamanuri

 

Oeh karena itu, ia meminta agar pintu gerbang masuk di pelabuhan harus memiliki alat timbangan sebelum memasuki kapal penyeberangan. “Saat ini kita lihat begitu truk masuk pelabuhan, mau dia ODOL atau bukan itu masuk (kapal) bebas saja. Kemampuan kapal mengangkut tonase mobil untuk saat ini tidak tahu. Jadi sebelum dia (truk) masuk di kapal, harus ditimbang dulu jadi kelihatan kemampuan kapal,” sarannya.

 

Tamanuri menegaskan, walaupun ruang parkir kendaraan di kapal masih muat, namun pengangkutan kendaraan harus disetop jika sudah melewati kapasitas tonase kapal. Menurutnya hal ini perlu menjadi perhatian bersama. Di sisi lain mengapresiasi otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang sudah menjalankan protokol kesehatan dengan baik guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 di wilayah pelabuhan. Mengingat sebentar lagi akan ada lonjakan penumpang, karena memasuki bulan puasa dan Idulfitri.

 

“Di sini sudah menggunakan alat-alat yang lumayan baik dalam rangka mengantisipasi covid-19, menggunakan Test Swab PCR atau antibody, tetapi mereka masih berusaha untuk mendapatkan alat yang sekarang bernama Genose19, tapi sampai sekarang belum diterima. Walaupun demikian kita berharap alat-alat yang sudah ada bisa mengantisipasi Karena untuk sekarang ini waktunya sudah dekat sekali dengan akan membludaknya orang-orang yang akan menyeberang karena mau masuk (bulan) puasa. Nanti (lonjakan penumpang) yang paling tinggi waktu masuk Lebaran,” katanya.

 

Tamanuri menambahkan, untuk fasilitas pendukung seperti pos-pos pemeriksaan Covid-19 perlu diperbanyak lagi, agar tidak terjadi penumpukan antrean calon penumpang dan kedatangan penumpang. Karena menurutnya Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pusat penyebrangan masyarakat, khususnya di wilayah timur Indonesia.

 

"Kalau fasilitas yang tersedia sudah memenuhi standar, tinggal pelaksanaannya jangan sampai kalau ada penumpang membludak sampai mengakibatkan antrean yang demikian lama. Karena adanya antrian sedemikian lama itu akan menghambat perjalanan mereka dan harus tetap menjalankan prokes Covid-19,” tegasnya. *azk/sf.