Target kompensasi puluhan Miliar yang sebelumnya di rencanakan tuntas masuk rekening kepada tiga profesi terdampak oil spil PHE ONWJ fase 2 di Karawang, kenyataannya masih banyak nelayan, poklahsar hingga pelaku wisata yang belum masuk rekening bantuan kompensasinya sampai H+7 Ramadan. Belum tuntas masalah pencairan, data-data penerima yang "tidak terbawa" jadi penerima kompensasi hasil verifikasi, memunculkan gejolak tersendiri di lapangan yang jumlahnya ratusan orang. Teranyar, nelayan di Ciparage dan Pasirputih, kembali terdampak jaringnya saat penambatan di Sekitaran lokasi bagang Arjuna 1 - 4 tepatnya di Obor Mawar muncul oil spil yang membuat jaringnya licin dan diduga masih satu DNA dengan minyak bocor milik perusahaan plat merah tersebut.

"Masih ada 460 di dua profesi (Nelayan-Poklahsar) yang ternyata datanya tidak masuk sebagai penerima kompensasi tahap ini yang katanya hasil verifikasi. Kita sudah memfasilitasi mereka yang tidak ada di data ini, tinggal bagaimana tanggungjawabnya Pertamina sama Pokmaswasnya, karena sasaran selalu dianggap data desa yang gak bener, " Kata Kades Muarabaru Ato Sukanto, Kamis (20/3).

Hal senada juga dikatakan Sekdes Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Syaikhu, di saat sebagian dana kompensasi mulai turun di beberapa desa pesisir lainnya, di Pasirputih justru banyak yang belum menerimanya, bahkan sisa data yang tidak tercover juga menyulut emosi dan di minta pertanggungjawaban lebih lanjut statusnya. Teranyar ini, sambung Syaikhu, Limbah PHE ONWJ muncul lagi semalam dan ditemukan nelayan di sekitar lokasi bagang, tepatnya hanya beberapa ratus meter dari Kilang yang bocor kemarin waktu semburan termasuk zona merah dan tidak boleh di lewati. "Semalam muncul lagi, lokasinya hanya beberapa ratus meter dari kilang yang bocor kemarin-kemarin, " Ungkapnya.

Wakil Sekretaris Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Jawa Barat, Fatoni mengungkapkan, dua fase limbah minyak ini muncul, dan fase kedua sebelumnya di sangkal pihak PHE karena konon itu bukan DNA dari PHE, namun kini kembali muncul di fase ketiga. Pihaknya, tidak bisa menduga-duga apakah karena kebocoran lagi atau memang oil spil yang lama dan mengendap di bawah lumpur dan muncul lagi ? Sebab, sebut Toni, ratusan ribu mangrove di Pusakajaya Cilebar yang ia tanam dari bantuan PT TMMIN dan Aspiraso DPR RI di lahan lebih dari 30 hektar, mati pada fase oil spil kedua itu. Itu, sebut toni, memang bukan melulu soal kebocoran, tetapi ada sisa-sisa limbah yang tergerus lumpur abrasi dan akresi hingga rembes ke dalam dan membuat akat-akar mangrove tidak subur. "Sekarang, para nelayan keluhkan adanya oil spil lagi, jauh dari harapan perpanjangan kompensasi, ia meminta Pemkab turun tangan karena bisa merugikan alat jaring nelayan dan pasar ikan di Ciparagejaya hingga TPI lainnya ," Ujar Fatoni.
Hari Setyono Manager Communications Relations & CID mengatakan PHE ONWJ telah mempunyai tata kerja dalam mengatasi kejadian seperti ini, disamping patroli yang dilakukan secara rutin pada setiap fasilitas aset yang ada, jadi tidak hanya saat kejadian saja. Pengecekan sudah merupakan standar prosedur operasi.

PHE ONWJ dalam operasinya mengutamakan aspek keselamatan, kesehatan kerja dan Lindungan lingkungan. “Kami juga melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan SKK Migas, Ditjen Migas, DLHK Kabupaten Karawang, serta pemangku kepentingan lainnya terkait penanganan sisa kebocoran minyak. Kami memastikan, PHE ONWJ melakukan upaya intensif dengan melibatkan seluruh sumber daya termasuk kolaborasi dari eksternal yang memiliki kapabilitas menangani hal ini untuk mengurangi dampak, " Katanya.
Jaring Nelayan Ciparage Licin Usai Penambatan Bagang Akibat Oil Spil di Perairan Karawang

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memastikan langkah-langkah penanganan kebocoran pipa di sekitar area BZZA atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang, berjalan cepat dan intensif. Kebocoran terjadi pada tanggal 15 April 2021 sore hari."PHE ONWJ bergerak sigap dan telah menutup pipa untuk menghentikan aliran minyak dan berhasil menangani kebocoran yang terjadi," jelasnya. (Rd/rls)