Terkait dengan peristiwa tragis yang menghantam bangunan madrasah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pihak kepolisian menyebutkan bahwa korban jiwa kini bertambah.

Kecelakaan truk di Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, itu terjadi diduga karena gagal untuk melakukan rem sehingga menabrak bangunan madrasah tersebut.

Ipda Muslih Hidayat selaku Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Garut, pada Sabtu 3 April 2021 mengatakan bahwa seorang sopir truk dan dua anak meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa tim dari Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Garut telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta melakukan pemeriksaan lanjutan mengenai kejadian kecelakaan tersebut di lokasi truk menabrak madrasah di Kampung Harendong, Desa Sindanggalih.

Diketahui, bahwa kecelakaan itu terjadi ketika truk pengangkut batu bata yang dikemudikan oleh Suhanda (50) sedang melaju dari arah Kampung Nangoh menuju Kampung Harendong pada Jumat, 2 April 2021 sekitar pukul 16.00 WIB.

Ipda Muslih Hidayat menuturkan jika truk Mitsubishi dengan nomor polisi Z8229DW yang dikendarai oleh Suhanda diduga fungsi remnya bermasalah, saat melalui jalan lurus menurun di Kampung Harendong sehingga menabrak bangunan madrasah milik Yayasan Nurul Barokah.

Kecelakaan itu menyebabkan Suhanda, warga Kecamatan Sukawening, serta dua anak warga Kampung Harendong, Desa Sindang Galih, Karangpawitan yang bernama Dede Hidayat (12) dan Dela Panesa meninggal dunia.

"Yang meninggal tadi malam Dela Panesa," ujar Ipda Muslih Hidayat, sebagaimana dikutip dari Antara.

Tak hanya menelan korban jiwa, peristiwa tersebut juga menyebabkan delapan orang luka-luka, yang sebagian besar diantaranya adalah anak-anak, yang pada saat itu tengah berada di sekitar madrasah.

Para korban yang mengalami luka akibat insiden truk yang menabrak bangunan madrasah itu, akhirnya harus menjalani perawatan medis di puskesmas dan rumah sakit.

"Pemerintah Kabupaten Garut akan membiayai semua perawatan para korban yang sedang dalam perawatan, baik yang di rumah sakit umum ataupun yang di puskesmas setempat," tutur Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.***