Sempat menuai pro kontra lantaran pengerukan di Kalen Tinggi Blok Wastam yang bermuara ke pesisir Laut Akong Desa Cikuntul Kecamatan Tempuran dianggap merusak pertanaman sawah, beberapa diantara petani setempat justru tetap ada yang berharap normalisasi di lanjutkan Pemkab Karawang. Selain tanggul yang kritis dan mengancam meluber ke akses jalan dan sulit di lalui kendaraan, puluhan hektar sawah di lokasi tersebut, juga terancam selalu di banjiri air pasang laut yang asin dan merusak pertanaman jika aktivitas normalisasi di hentikan.
Normalisasi Kalen Tinggi di Setop Gegara menuai Pro Kontra Petani di Blok Wastam menuju Blok Laut Akong Desa Cikuntul


"Ya mau dilanjut sekarang lagi, atau nanti menunggu masa panen, yang jelas normalisasi di kalen tinggi ini harus di teruskan dan jangan di setop segitu saja. Sebab, tanggul yang kecil dan luberan saluran air ke sawah dan jalan, selalu membuat kewalahan petani setiap musim, " Kata Petani Cikuntul, Darwin saat ditemui di garapan sawahnya, Kamis (27/5). 

Ia menyebut, dalam satu hektar hanya mampu produksi 2 ton saja. Bahkan, saat panen, gabah hanya laku di jual di kisaran Rp3.000/Kilogramnya akibat basah. Terang saja, sebut Darwin, akibat akses jalan menyempit dan tanggul yang terus terkikis, gabah puluhan kwintal di angkut dengan terpal dengan menyusuri kalen ini, maka, jika rembes dan basah sebutnya sudah jadi resiko, karena biaya angkut gabah dengan akses jalan buruk akibat luberan air cabang Kalen Asem ini, semakin mahal dikisaran Rp20 ribu per karung. "Rugi besar kalau normalisasi di setop, kita harap pemkab tetap fasilitasi normalisasi lanjutannya demi akses petani yang lebih lancar dan produksi yang lebih baik. "Tukasnya. 

Kades Cikuntul, Kasman Ebod mengatakan, normalisasi di saluran cabang kalen asem blok wastam ini terhenti karena menuai pro kontra gegara lumpur galian beko meringsek areal pertanaman pesawahan petani. Saluran ini sebut Ebod, sudah sangat dangkal dan memang harus di normalisasi, jika terhenti, yang terancam bukan saja air meluber ke akses jalanan yang semakin hancur dilibas air, tetapi juga pertanaman petani yang di banjiri air pasang laut asin saat Rob. Disisi lain, tanggul-tanggul di kalen tinggi - kalen cina ini, sudah kritis dan menipis, begitu juga dengan akses jalannya yang tergerus "tampingan". Atas dasar itu, ia meminta intansi penggarap normalisasi ini bisa melanjutkan aktivitasnya, terlepas mau saat ini, atau saat musim panen nanti. "Banyak kerugiannya secara umum kalau gak di normalisasi. Kita berencana pengerasan akses jalannya yang masih rusak 4 kilometeran sampai laut, ini harus di dorong terlepas dilanjut nanti musim panen atau sekarang, kita ingin normalisasinya terus berjalan, " Pungkasnya. (Rd)