Sepekan ini tingkat kematian korban akibat terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Subang cenderung meningkat. Akibatnya Pemkab Subang kehabisan peti mati untuk memakamnya sesuai protokol kesehatan.

Untuk sementara, pemakaman digunakan kantong mayat setelah tim Satuan Tugas Covid-19 berkonsultasi dengan pemangku kewenangan. Sambil menunggu penyediaan peti mati dari Dinas Sosial Kabupaten Subang, termasuk rumah sakit umum daerah (RSUD).

Salah seorang petugas di Satgas Covid-19 yang juga Kepala Bidang di BPBD Subang, Tarkiman, Jumat 11 Juni 2021 membenarkan kalau peti mati kosong sejak kemarin malan dan terpaksa menggunakan kantong mayat.

"Ya sampai sore ini belum ada dan semalam ada pihak keluarga yang menolak namun akhirnya menerima juga dengan menggunakannkan kantong mayat," ujarnya.

Mengutip Galamedianews, Sekretariat Satgas Covid-19, Komara Nugraha mengakui kalau penggunaan kantong mayat sebagai langkah sementara karena darurat.

"Kita sudah konsultasikan dengan pimpinan daerah, tadi malam dan akhirnya pergunakan kantong mayat, karena darurat," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Subang, dr.Maxi, M.HKes mengungkapkan perkembangan Covid-19 di wilayah kerjanya semakin hari semakin meningkat dan Kamis ada penambahan 66 orang terkonfirmasi Covid-19 sehingga jumlah kumulatif menjadi 5. 927 kasus.

Kehabisan Peti Mati di Subang

"Untuk yang meninggal memang belakangan meningkat pula setelah dirawat diberbagai rumah sakit dan jumlahnya mencapai 197 orang," jelas Maxi sambil menyebutkan peningkatan empat hari yang positif sebanyak 218 orang.

“Di kita ada klaster baru di Desa Kihiyang, saat ini sudah menjalani isolasi mandiri sebanyak 73 orang, sedangkan sudah 6 orang meninggal dari klaster Kihiyang tersebut. Diduga akibat efouria dan munculnya dari hajatan,” ungkap Maxi.***