Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 buatan Universitas Oxford, Inggris yang berbahan dasar Adenovirus milik simpanse.

Foto : Rumah Kincir di Belanda

Penggunaan vaksin AstraZeneca dalam menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 disebut paling efektif.

Oleh sebab itu banyak negara yang menggunakan vaksin AstraZeneca dalam memerangi wabah Covid-19.

Namun penggunaan vaksin AstraZeneca tak selamanya berjalan baik, lantaran beberapa kasus terkait vaksin ini di beberapa negara Barat.

Sejumlah negara mengklaim AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.

Dengan ditemukannya kasus tersebut, beberapa negara memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Melansir dari Galamedia berikut daftar negara yang telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca:

1. Jerman

Berdasarkan arahan dari komisi vaksin Jerman STIKO, pemerintah Jerman menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca khususnya bagi usia 60 tahun ke atas.

Hal ini dilakukan oleh pemerintah Jerman lantaran banyak ditemukan kasus penggumpalan darah akibat vaksin AstraZeneca.

"Kami menghentikan vaksinasi menggunakan AstraZeneca bagi warga di bawah 60 tahun," kata Menteri Kesehatan Dilek Kalayci.

2. Spanyol

Spanyol menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dan hanya memberikannya bagi mereka yang telah mendapatkan rekomendasi dari dokter.

Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko penggumpalan darah setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Kebijakan ini diambil setelah pemerintahan Spanyol menemukan kasus penggumpalan darah yang terjadi setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca.

Adapun kasus penggumpalan darah yang terjadi di Spanyol, disebut terjadi di bagian kepala dan dikenal sebagai trombosis vena sinus.

3. Prancis

Prancis menghentikan kebijakan pemberian vaksin AstraZeneca pada warga yang berusia di bawah 55 tahun.

Hal ini diterapkan pemerintah lantaran ditemukannya kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca.

"Kebijakan didasarkan fakta. Laporan pembekuan darah menyebabkan ditangguhkannya penggunaan vaksin sementara di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya bagi mereka yang berusia di bawah 55 tahun," ujar otoritas kesehatan Prancis.

Kanada melalui Canada's National Advisory Committee on Immunization (NACI) menyebut manfaat dari vaksin AstraZeneca pada usia 55 tahun ke bawah masih belum diketahui pasti.

Oleh sebab itu pemerintah Kanada lebih memilih menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca Covid-19 bagi orang dewasa di bawah usia 55 tahun," terang NACI dalam rilis tertulis, yang dikutip dari Reuters.

5. Belanda

Belanda mengambil keputusan akan menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca pada warganya yang bukan kategori lansia.

Hal ini lantaran ditemukan kasus penggumpalan darah akibat vaksin AstraZeneca.

Oleh sebab itu, pemerintah Belanda melalui lembaga peneliti setempat melakukan analisis efek samping vaksin AstraZeneca.

Terlebih pemerintah Belanda telah memberikan vaksin AstraZeneca terhadap lebih dari 400 ribu warga negaranya.(SD)