Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2021 mencapai 6,13 persen secara tahunan (year on year). Hal itu menjadi pertanda ekonomi Jawa Barat sudah membaik usai mengalami kontraksi empat kali secara berurutan sejak triwulan II 2020 akibat pandemi Covid-19. 

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono menyatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat perlu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat.

“Pemprov Jabar perlu mempertahankan strategi dynamic balance dalam menangani pandemi Covid-19. Menjaga terkendalinya risiko kesehatan dan tetap mendorong bergeraknya aktivitas ekonomi," kata Bambang dalam webinar Dialog Warga: Silih Tulungan dengan tajuk Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi Jabar di Era Pandemi COVID-19 yang digelar oleh Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jabar, Sabtu (14/08/2021).

Menurut Bambang, selain mempertahankan strategi dynamic balance, pihaknya juga merekomendasikan agar pemerintah mengoptimalkan penyaluran bantuan sosial (bansos) selama PPKM  untuk menjaga konsumsi masyarakat. 

"Sebab, penurunan mobilitas berdampak pada daya dorong konsumsi masyarakat sehingga berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," ucapnya.

Bambang mengharapkan, bahwa masyarakat kalangan menengah-atas jangan menahan diri tetapi konsumsi kalangan tersebut harus terus ditingkatkan selama pembatasan sosial berlangsung. Hal itu juga dapat disertai pembukaan pusat perbelanjaan secara proporsional dengan tetap menerapkan prokes ketat. 

"Tentunya melakukan pembukaan pusat perbelanjaan yang secara proporsional dengan memperhatikan level PPKM guna mendorong kinerja perdagangan. Yang tadi salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan kita," tambahnya. 

Bambang menambahkan, Pemda Provinsi Jawa Barat perlu memperkuat digitalisasi sektor pertanian,  ini perlu dilakukan untuk mengembangkan pertanian dan UMKM, termasuk kegiatan ekonomi di pondok pesantren. 

Hal lain yang disoroti Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar ini adalah perlunya menjaga momentum peningkatan ekspor sebagai salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi. Hal-hal yang menghambat ekspor harus diatasi dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Pelonggaran bagi industri esensial berorientasi ekspor, kata Bambang, perlu diberikan. Tujuannya untuk  memaksimalkan kapasitas produksi, memanfaatkan momentum global melalui peningkatkan persentase pekerja WFO (Work From Office). 

Menanggapi momentum pertumbuhan ekonomi tersebut, Ketua Harian Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jawa Baat Ipong Witono mengatakan, pemerintah harus pula mendorong sektor riil untuk terus berkembang, dimana sektor tersebut dapat mengungkit daya beli masyarakat. 

"Tugas berat kita adalah bagaimana mendorong daya beli itu kembali tumbuh di masyarakat. Salah satu untuk mendukung daya beli tentunya adalah mendorong sektor riil berkembang, sehingga dia bisa membuka lapangan kerja. Bisa membayar pajak, dan lainnya," ucap Ipong. 

Menurut Ipong, dunia usaha di Jawa Barat saat ini berkomitmen untuk terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19, mulai dari mempercepat vaksinasi Covid-19 sampai pemenuhan kebutuhan oksigen. 

"Kita percaya, kalau semua turun itu akan mempercepat pemulihan ekonomi," imbuhnya.(ts).