Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan strategi operasi tangkap tangan (OTT) atau meringkus pelaku korupsi secara langsung. Lembaga Antikorupsi ini biasanya menyadap orang terdekat target OTT terlebih dahulu.

"Mungkin paling dengan sepuluh orang, kalau sampai monitor 50 nomor saja kewalahan jadi enggak mungkin sadap dengan nomor banyak," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.
Foto : KPK

Penyadapan itu dilakukan untuk mengetahui pergerakan target. Penyadapan dilakukan selama 24 jam ke semua nomor yang menjadi orang terdekat target.

Namun, KPK tidak bisa menyadap banyak orang sekaligus. Lembaga Antikorupsi tidak punya personel yang mendukung.

"Enggak bisa kita ikuti (kalau nomornya kebanyakan)," ujar Alex.

Ia enggan memerinci trik KPK lainnya dalam melakukan OTT. Hal itu dirahasiakan agar taktik KPK tidak terbaca.

Alex mengatakan OTT biasanya bukan dari pengembangan kasus yang dilakukan KPK. OTT biasanya berasal dari laporan masyarakat.

"OTT kan murni informasi dari masyarakat kita olah dan dilakukan mapping," tutur Alex.(***)