Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyarankan jika Indonesia ngotot ingin memberangkatkan jamaah umrah, maka tetap harus memenuhi syarat dari Pemerintah Arab Saudi, tetapi apabila syarat-syarat itu dianggap memberatkan, maka lebih baik menundanya.

"Jika ingin pergi umrah harus clear and clean. Asal protokol ditegakkan, Saudi juga bisa terbuka. Tetapi kalau seandainnya Indonesia tidak bisa memenuhi syarat tersebut, Arab Saudi punya hak untuk menangguhkan, karena tugas Arab Saudi melindungi warganya dan jamaah yang umrah," ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta, Senin.

Sebelumnya, pada akhir Juli lalu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyebutkan sembilan negara tidak dapat melakukan penerbangan langsung ke negara itu, yakni India, Indonesia, Pakistan, Turki, Mesir, Argentina, Brazil, Afrika Selatan, dan Lebanon.

Jamaah umrah dari sembilan negara itu harus transit di negara ketiga di luar sembilan negara tadi untuk melakukan karantina selama 14 hari, sebelum terbang menuju Arab Saudi. Selain dengan syarat usia 18 tahun ke atas, Saudi mensyaratkan jamaah umrah telah divaksin penuh dengan salah satu dari empat vaksin, yakni AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson.

Namun bagi jamaah umrah yang divaksin dengan vaksin buatan China, seperti Sinovac atau Sinopharm, Arab Saudi tetap membolehkan berangkat dengan syarat jamaah kembali divaksin dengan salah satu vaksin di atas.

Anwar mengatakan syarat-syarat yang diajukan Arab Saudi memang beralasan, sebab mereka ingin melindungi negaranya dari segala ancaman virus, maka pintu masuk mesti dipertebal. Dengan begitu, Indonesia yang masih berstatus suspend (ditangguhkan) harus bisa memenuhi syarat tersebut jika ingin memberangkatkan jamaah umrah.

"Menurut saya Indonesia harus bisa meyakinkan, pertama harus sudah divaksin, vaksinnya yang diakui. Yang kedua memang mereka sebelum keberangkatan dikarantina dulu, sebelum berangkat diperiksa dulu dan pesawat harus bersih," kata dia.

Kendati demikian, pria yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah itu menyarankan alangkah lebih baik untuk menunda pemberangkatan karena situasi pandemi di Tanah Air yang masih belum terkendali, sesuai dengan hadist nabi.

"Hadist-nya sudah jelas sekali, 'Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu'. Prinsipnya jangan sampai kita mencelakai diri kita ataupun orang lain," kata dia.(Anta).