Praktek prostitusi di Kota Depok, Jawa Barat tetap marak meski dalam situasi pandemi covid-19. Transaksi seksual menjadi pilihan karena dibelit kesulitan ekonomi sejak covid-19 mewabah.

Hal itu diungkapkan beberapa pekerja seks komersial (PSK) usai diciduk aparat satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kota Depok.

Arsih, salah satu PSK yang di ciduk Satpol PP mengaku terpaksa menekuni dunia hitam akibat faktor ekonomi. Arsih mengaku ada rasa cemas menghantui dia setiap hari. Karena dia sadar bahwa dia terancam terpapar covid-19.

" Saya selalu merasa takut ditulari covid-19 setiap bersama pelanggan hidung belang, " katanya.

Arsih dan pasangan lelaki hidung belangnya diciduk Satpol PP di sebuah kamar Apartemen di daerah Cinere, Kota Depok. Selain Arsih dan pasangannya, aparat Satpol PP juga menciduk enam lagi pasangan bukan suami istri di Apartemen yang sama.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Depok Lienda Ratna Nurdianny mengatakan pihaknya mengamankan 18 orang dari Apatemen di Cinere. Terdiri dari 7 perempuan dan 11 laki-laki.

" Empat dari 11 laki-laki yang dicuduk diduga sebagai perantara atau mucikari," katanya Minggu (29/8).

Ia menjelaskan, penggerebekan tersebut dilakukan Satpol PP saat razia Sabtu (28/8) dini hari.

" Berawal dari laporan masyarakat Satpol PP melakukan penindakan dan mendapati tujuh pasangan bukan suami istri dan empat lelaki yang diduga sebagai mucikari, kami gelandang ke Markas Satpol PP guna di swab antigen, " tutur Lienda.(ts)