Desa wisata dan perkampungan tematik jadi tren pengembangan wisata saat ini. Kemeterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) diimbau menggali strategi wisata alternatif tersebut di tengah pandemi Covid-19. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng menyampaikan hal ini saat memimpin rapat dengar pendapat dengan para deputi Kemenparekraf dan Kemenkominfo. 

"Tren kecenderungan wisatawan saat ini mengalami perubahan dari wisata massa ke arah wiaata alternatif. Perubahan ini mengarah pada jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada wiaata alam atau budaya lokal dengan tujuan meningkatkan wawasan dan petualangan,” ujar Agustina, di Gedung DPR RI, Senin (13/9/2021).

 

Wisata yang kini digemari, kata Agustina, adalah yang menawarkan pengalaman langsung kepada para wisatawan. Dan Indonesia sangat kaya dengan rencana pembangunan wisata desa ini, karena punya kekhasan budaya, keunikan, dan keindahan alam. Menurutnya, model wisata desa menjadi agenda pembangunan yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tidak terus terpaku pada pengembangan destinasi prioritas atau super prioritas.

 

"UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan Pasal 4 huruf a, b,c, d, e, f disebutkan, kepariwisataan bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan. Dari tujuan kepariwisataan tersebut, jelas pariwisata harus memilki dampak positif bagi masyarakat dan mampu membangkitkan potensi yang ada termasuk potensi wisata yang ada di desa," urainya.

 

Ditambahkan politisi PDI Perjuangan itu, perubahan kecenderungan dari wisata massa ke wisata alternatif memberikan keuntungan untuk menjadi pilihan dalam pengembangan pariwisata nasional. "Desa wisata umumnya memiliki keragaman produk yang ditawarkan. Produk utamanya adalah kehidupan sehari-hari masyarakat desa," ungkap Agustina lagi. (mh/es)