Ahmad Bushaeri atau yang akrab di sapa Heri, harus terbaring beberapa bulan terakhir di rumahnya di Desa Kertaraharja Kecamatan Pedes. Bocah 13 tahun itu, di vonis penyakit kanker tulang yang membuat kaki area lutut sebelah kirinya memebngkak dan besar. Penyakit yang semula dikabarkan berawal dari sakit lutut ini, terus menjalar hingga membuat paru-parunya penuh cairan dan sulit bernafas. Setiap hari, Heri yang keluarganya masuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH ini, hanya meringis kesakitan dan selalu menangis hanya untuk sekedar berharap ingin tidur nyenyak dan lega bernafas. Terang saja, tidur berdampingan dengan oksigen, keluarga Heri habiskan Rp100 ribu kurang dari 2 jam untuk memastikan stok gas/uap aman. 

Senin pagi, (13/9), Heri yang sudah bolak balik berbagai rumah sakit seperti RSUD, RS Hasan Sadikin Bandung hingga RS Gatot Subroto Jakarta ini, di tengok Wakil Bupati Karawang Aep Syaepulloh disela-sela kunjungannya di Kecamatan Pedes.

Dari keterangan keluarga, Lukman Warga Kertaraharja menceritakan bahwa Ahmad Husaeri awalnya hanya mengeluhkan sakit lutut pada Maret 2021, saat rasa sakit yang tak kunjung sembuh, Heri kemudian berobat ke klinik-klinik, namun sayangnya, sudah tiga kali ke layanan medis, tidak ada perubahan rasa sakitnya, malah semakin lama semakin bengkak sedikit-sedikit. Enggan rasa sakit berlarut, pihak keluarga kemudian pindah lagi pemeriksaan ke dokter, namun, kondisi Heri tetap sama tanpa perubahan dan malah semakin bengkak, sehingga dari dokter di sarankan untuk di lakukan rongten agar diketahui penyakitnya apa. 

"Awalnya nyerti lutut, tapi lama - lama kok bengkak. Setelah ke klinik dan dokter tidak ada perubahan, akhirnya keluarga bawa Heri untuk di rongten, " Katanya. 

Saat di rongten ka RS Proklamasi Rengasdengklok, sambungnya, diketahui bahwa ini penyakit kanker tulang sehingga, pihak RS menyarankan agar dibawa ke RSUD Karawang. Sayangnya, bukannya sembuh, pihak RSUD justru tidak sanggup karena alasan tidak ada alatnya sampai akhirnya diberi rujukan ke RS Hasan Sadikin Bandung saat Bulan Ramadan.
"Selama tiga bulan habis rujukan, tidak ada tindakan apapun dan perubahan apapun, sehingga keluarga dibuatkan lagi rujukan ke RS Gatot Subroto Jakarta. Disana di tangani langsung, namun kondisi Heri memang sudah lemah, sebab penyakit semakin menjalar dan berkategori ganas, " Ungkapnya. 

Kanker ini, sebut dokter konon cepat reaksi pertumbuhannya. Padahal sejak Maret mulai ada keluhan. Sekarang di RSGS kondisi kanker sudah nyampe paru, dada di pakaikan selang, paru penuh cairan di sedot, nafas juga jadi sesak. Jadi ketika sudah 27 hari di RS nafas semakin sesak, sampai akhirnya dokter kabarnya tak sanggup karena kondisi Heri sudah lemah. 
Wakil Bupati Karawang Saat Menengok Heri di Rumahnya di Kertaraharja Kecamatan Pedes

"Sekarang selalu menangis, pengap. Beli oksigen 100 ribu gak sampai 2 jam, dia ingin tidur dan nafas lega, jadi terus menangis karena sudah. Keluarga Sudah ikhtiar, tapi memang belum ada hasil, " Ujarnya. (Rd)