Baru tujuh hari pembelajaran tatap muka (PTM) digelar, puluhan siswa SMP di Karawang Barat terlibat tawuran di dua lokasi berbeda. Belum jelas berapa pelajar yang diamankan petugas, namun para pelajar itu diketahui membawa senjata tajam.(24/9/2021)

Tawuran pertama terjadi di area SMPN 6 Karawang Barat, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, dekat kantor BPJS Kesehatan, Senin (20/9) sekitar jam 15.00 sampai 16.00 WIB.

Saksi mata kejadian, Hari (40), pengemudi ojek online yang sering mangkal di lokasi menuturkan, tawuran bermula dari konvoi pelajar. Sekitar 50 pelajar dari SMP Kedungwaringin dan SMPN 3 Karawang Barat ikut dalam rombongan konvoi tersebut. Diduga pelajar dari kedua sekolah ini sedang merayakan ulang tahun salah satu sekolah.

"Mereka lewat di depan SMPN 6 Karawang Barat. Keadaan jalanan sedang ramai banyak mobil parkir di situ. Tidak ada korban jiwa dan tidak ada yang dirusak karena polisi datang tepat waktu. Yang ditangkap itu sudah dewasa. Dia istilahnya jadi provokator lah," kata Hari.

Dari penglihatan Hari, yang diamini rekan seprofesinya, para pelajar ini membawa senjata tajam. Salah satunya berjenis celurit.

Rombongan pelajar bersenjata ini sebenarnya tidak menarget sekolah tertentu untuk diserang. Mereka kebetulan lewat dan berpapasan dengan sekelompok pelajar lain --di antaranya pelajar SMPN 6 Karawang Barat-- yang kebetulan sedang nongkrong di TKP.

Bertemu sama yang sedang nongkrong. Pelajar yang konvoi menyerang mereka. Setelah itu mereka membubarkan diri. Nah ada satu yang jatuh, tertangkap. Dia jatuh dari motor. Langsung diamankan petugas," katanya.

Sementara itu terpisah, Kasat Reskrim Polres Karawang Oliestha Ageng Wicaksana membenarkan soal penangkapan pelajar yang terlibat tawuran. Ia tidak merinci berapa jumlah yang ditangkap.

"Yang kemarin ada nangkap tawuran di Kecamatan Klari," kata Oliestha.

Kapolsek Klari Kompol Ricky Adipratama dan Kapolsek Karawang Kota Kompol Suparno yang dihubungi terpisah belum memberikan keterangan.

Terpisah, Kepala Disdikpora (Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga) Kabupaten Karawang Asep Junaedi menuturkan, pihaknya mengaku tidak tahu ada dua peristiwa tawuran saat pembelajaran tatap muka baru dilaksanakan.

"Tidak ada yang lapor, baik dari pihak sekolah maupun dari pihak keamanan," kata Asep saat dikonfirmasi.

Namun, bila ada pelajar kedapatan tawuran, pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi tegas.

"Dilihat dulu peristiwanya. Kalau di luar jam sekolah, mungkin nanti sekolah tinggal melakukan pengaduan (ke petugas), apalagi kalau misalkan ada kerusakan. Karena kewajiban sekolah itu sampai pelajar selesai jam pelajaran. Kalau saat jam sekolah, sanksinya lebih berat. Bisa saja dikeluarkan," ujar Asep.

Asep menuturkan, saat ini Karawang sedang melakukan uji coba PTM. Uji coba ini tidak melibatkan semua SMP yang berada di bawah Disdikpora Karawang. Hanya sebagian SMP yang dibolehkan melaksanakan PTM, itu pun hanya dua jam pelajaran. "Jam 10 pagi sudah bubar," ucap dia.

"Jadi seminggu itu hanya dua kali melakukan PTM, kapasitas kelas hanya dipakai 50 persen, dan hanya dua jam pembelajaran. Jadi memang terbatas dan sekolah pun harus menjalankan prokes yang ketat, dari mulai fasilitas kesehatannya, harus ada thermo gun, disinfektan, hand sanitizer, ruang harus jaga jarak, dan lain-lainnya," tutupnya.(KMP)