Harga sepeda turun tajam terutama segmen sepeda lipat. Penyebab utama karena menurunnya tren gowes serta stok unit yang melimpah.

Penurunan harga bahkan mencapai hampir 50% dari harga saat booming. Para pedagang pun mensiasatinya dengan banyak memberikan diskon hingga bonus.

"Tahun lalu sepeda Noris bisa Rp 9 juta, sekarang sudah turun banyak, cuma Rp 5 juta lebih, Pacific mereknya," kata Lina, Pemilik Toko Sepeda Tiga Saudara yang berlokasi di Jl Kedoya Pesing 2, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Saat tahun lalu kenaikan harga terjadi kala tren gowes sedang booming tak terbendung. Saat itu stok sepeda cepat laku terjual, bahkan stok yang ada tidak bisa memenuhi permintaan seluruhnya. Seakan mengikuti hukum pasar, kenaikan harga tidak terhindarkan saat itu.

"Pacific naikkan 2x lipat, sudah turun anjlok banyak. Pedagang yang stok barang banyak rugi," sebut Lina.

Ia sendiri tidak begitu banyak menyetok sepeda kala itu sehingga tidak menimbulkan kerugian yang terlalu dalam.

"Saya stok dikit-dikit juga, paling 2-3 biji, stok mahal dijual murah," jelasnya.

Pada tahun lalu harga sepeda memang mengalami kenaikan signifikan. Harga sepeda terus terkoreksi efek dari tren gowes yang sudah memudar di masyarakat.

"Makin turun, itu penyesuaian pasar, kemarin itu baru penyesuaian harga. Sekarang dengan kondisi dilepas segitu belum cukup kompetitif, dan masih nggak maksimal penjualannya, bisa diturunkan lagi. Dari awal penurunan harga kena 30%," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo.

Demi mendongkrak penjualan, maka langkah diskon dan bonus tidak mau dilakukan. Jika tidak, maka stok di gudang akan semakin bertambah banyak.

"Ekspektasi produsen importir nggak sesuai harapan karena stok banyak sekali, makanya harga sepeda sekarang paling di bawah, dan banyak bonus di beberapa brand tertentu, penjualan sepeda dibonusin, banyak asesoris, helm, tas, atau gratis ongkir untuk mendorong penjualan lebih cepat," jelas Eko.(CNBC)