Puluhan siswa SMK PGRI Telagasari mengikuti kegiatan program anti perundungan (bully) dan tindakan kekerasan yang di selenggarakan di Gedung CeO Kampus tersebut, Rabu (29/9). Selama 10 hari kedepan, para siswa yang di pilih acak ini, akan di dorong dan di motivasi menjadi agen perubahan mewujudkan sekolah yang bebas dari bullying sesama teman sekolah dan tindakan kekerasan. 
Kegiatan Program Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan di Lingkungan SMK PGRI Telagasari



Wakasek Kesiswaan SMK PGRI Telagasari, Kiki Indra Puteri mengatakan, kegiayan ini adalah program anti Perundungan dan Kekerasan, dimana
Pesan penting yang akan di sampaikan selama 10 hari kedepan kepada para siswa yang menjadi peserta, adalah untuk mewujudkan agen perubahan di siswa dengan sikap dan perilaku positif yang di imbaskan ke teman lainnya. Sehingga, outputnya menjadikan lingkungan sekolah yang dinamis dan anti perundungan baik verbal maupun non verbal.

"Siswa yang ikut sebelumnya kami beri angket, dimana mereka yang biasa terlibat dengan banyak teman-temannnya, sehingga delivery agen perubahan anti perundungan dan tindakan kekerasan ini sampai dan di imbaskan ke teman lainnya, " Katanya.

Kiki menambahkan, pelatihannya sendiri para siswa akan di bekali 15 modul, dimana 1 harinya tuntas 2 modul, dimana pengimbasannya itu tidak hanya pergaulan di sekolah saja, tetapi juga dj media sosial. Bahkan, di akhir nanti, akan digelar Roots Day yaitu dengan membuat kegiatan positif, kesenian  bazar dan pendandatanganan spanduk anti perundungan dan tindak kekerasan.
Kegiatan Program Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan di Lingkungan SMK PGRI Telagasari

"Kami berharap, siswa semakin berani mengatakan keadaan dan indikasi perundungan. Ketika ada teman yang menjadi korban harus bisa bersimpati dan bersikap seperti apa. " Ungkapnya.


Kepala SMK PGRI Telagasari, H Yan Yan Sopyan ST mengatakan, Program Roots merupakan program global pencegahan kekerasan di kalangan teman sebaya, yang berfokus pada upaya membangun iklim yang aman di sekolah. Program ini dijalankan dengan mengaktivasi peran siswa sebagai agen berpengaruh atau agen perubahan. Pihak sekola berharap, para siswa ini bisa jadi agen perubahan, contohnya perilaku baik, minimal pada teman sekelas dan mampu patuhi peraturan sekolah juga menghilangkan perundungan di kelas, seperti ejekan, penghinaan dan pelecehan yang tak boleh terjadi di SMK ini. 

"Selama 10 hari ini kalian akan di bina materi dari modul-modulnya, semoga pelatihannya bisa terserap dan mewujudkan sekolah yang anti perundungan dan tindak kekerasan, " Harapnya. 

Hadir dalam kesempatan pembukaan kegiatan tersebut, Pengawas SMK H Ahmad Zaenudin dan sejumlah fasilitator program pelatihan. (Rd)