Atlet Jawa Barat, Raharjati Nursyamsa, berhasil mematahkan rekor dunia milik atlet asal Kalimantan Barat, Veddriq Leonardo, dalam putaran semifinal nomor Speed World Record, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua Klaster Mimika.

Namun dalam putaran final, Raharjati Nursyamsa, hanya menempati posisi kedua dan meraih perak setelah tergelincir saat beradu cepat dengan Veddriq.

Pemegang gelar juara dunia panjat tebing Veddriq Leonardo sendiri justru berhasil menyapu medali emas pada final nomor Speed World Record perorangan putra dalam Pekan Olahraga Nasional 2021 di Mimika, Papua, Jumat (1/10/2021).

Bersaing adu cepat bersama 15 pemanjat lainnya, atlet asal Kalimantan Barat itu tampil penuh percaya diri di Arena Panjat Tebing SP2, Timika.

Atlet asal Pontianak itu mengalahkan favorit juara sekaligus rival beratnya, Kiromal Katibin dari Jawa Tengah.

Veddriq, pemegang rekor dunia dengan catatan waktu 5,208 detik yang dipecahkan saat Kejuaraan Dunia IFSC di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, akhir Mei 2021, gagal melewati waktu terbaiknya.

Di posisi kedua, atlet Jawa Barat, Raharjati Nursyamsa merebut perak setelah tergelincir saat beradu cepat dengan Veddriq. Kiromal harus puas membawa pulang sekeping perunggu bagi Jateng.

Sebuah peristiwa penting terjadi dalam duel semifinal antara Raharjati dengan Aspar Jailolo (DKI Jakarta).

Raharjati secara mengejutkan mampu mencetak waktu 5,14 detik dan merupakan pencapaian luar biasa. Kendati sebuah rekor dunia baru, namun belum dapat dicatat secara resmi di dalam Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC).

Ketua I Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Rudy Fitriyanto, dalam keterangan persnya seperti dikutip dari Antara, mengatakan agar diakui sebagai sebuah rekor dunia resmi, ada tahapan yang harus dilalui. Pihaknya perlu mengurus semacam sertifikat terkait sarana dan prasarana panjat tebing yang menjadi arena final tersebut.

Menurut Rudy, FPTI sangat mendukung agar sertifikasi itu bisa terlaksana, tetapi untuk saat ini belum bisa dilakukan pada PON.

"Arena Panjat Tebing Mimika harus mendapat sertifikasi IFSC baik dalam hal sarana, prasarana, perangkat atau peralatan yang dipakai. Setelah itu terpenuhi, maka catatan waktu tadi bisa didata mereka," kata Rudy.

Pulau Dewata Kuasai Matras Judo

Cabang judo masih menyisakan delapan nomor final hingga dua hari ke depan. Posisi Bali masih bisa diperebutkan oleh Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Provinsi Bali muncul sebagai kekuatan baru dalam arena judo Pekan Olahraga Nasional 2021 Papua setelah menguasai pertandingan hari ketiga cabang beladiri asal Jepang yang digelar di Graha Eme Neme Yauware, Mimika, Jumat (1/10/2021). Bali di hari ketiga berhasil membawa pulang tiga emas sehingga menghasilkan hattrick.

Perolehan emas dibuka oleh Fania Farid yang tampil di nomor perorangan putri -78 kilogram dengan menundukkan Tiara Artha Gartia dari Jawa Barat.

Pada laga babak final kedua, giliran I Gede Ganding Kalbu Soetama menjadi penyumbang emas Bali setelah menyingkirkan judoka Deden Setiadi (Jabar) di nomor putra perorangan -100 kg. I Gede Ganding unggul atas Deden Setiadi lewat skor ippon dengan sisa waktu 16 detik.

Emas ketiga Bali hari ini diraih judoka putri I Dewa Ayu Mira Widari dari nomor +78 kg setelah mengalahkan Zisilia Gloria Stepanie Mailoa (Papua Barat).

Hasil ini membuat Pulau Dewata untuk sementara memimpin klasemen sementara perolehan medali judo PON Papua dengan perolehan lima medali emas dan enam perunggu.

Dua medali emas sebelumnya dimenangkan kemarin, masing-masing oleh judoka putri Ni Kadek Pandini (-57 kg) dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara (-70 kg). Sementara I Gede Ganding Kalbu Soetama menjadi satu-satunya judoka putra penyumbang emas bagi Bali.

Tak hanya menggondol emas, Bali juga menyapu enam perunggu lewat para judoka putra yakni I Putu Sukarya Yasa, I Kadek Adi Wirawan, Putu Wiradamungga Adesta, dan I Gede Agastya Darma. Dua judoka putri Bali pun tak ketinggalan menyabet perunggu yang direbut Tiwi Anjelina dan Kadek Ayu Intan Lestari.

Kontingen Jawa Barat untuk sementara harus puas di urutan kedua klasemen judo dengan 4 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Kemudian disusul tim ibu kota, DKI Jakarta yang menempel ketat Jabar. DKI di posisi ketiga klasemen sementara, dengan torehan 4 emas, 1 perak, dan 5 perunggu.

Tuan rumah Papua masih mampu berbicara setelah berada di urutan keempat dengan 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Dua emas Papua disumbangkan jusokar putra Ilham Fadilah (-55 kg), Rabu (29/9/2021). Sehari kemudian giliran judoka putri Desi Rahayu menambah pundi-pundi emas Bumi Cenderawasih dari nomor -52 kg.

Susunan klasemen medali cabang judo masih berpotensi untuk berubah. Posisi Bali di pucuk klasemen masih bisa direbut Jabar dan DKI lantaran cabang beladiri yang mengedepankan teknik bantingan itu masih menyisakan dua hari lomba. Terdapat delapan nomor lagi yang memperebutkan emas.

Nomor-nomor yang akan ditandingkan yaitu Nage no Kata, Ju no Kata pada Sabtu. Kemudian nomor -73 kg, -90 kg, +90 kg putra, dan -57 kg, -70 kg, +70 kg putri, Minggu (3/10/2021).(rls)