Mencuatnya tawuran berdarah yang melibatkan oknum siswa SMP dan SMK di wilayah hukum Cilamaya,  mengharuskan koorwilcambidik Cilamaya Wetan turun gunung memberikan pengarahan bagi Kepsek, guru hingga siswa akan pemahaman pendidikan karakter di usia SD. Ancaman perilaku saling ejek, saling mencaci dan menyekat-nyekat pergaulan antar siswa orang kaya dan miskin, bully atas keterbatasan fisik siswa satu dengan yang lainnya, harus di hilangkan di lingkungan sekolah. Selain berpeluang jadi pola perilaku bagi masa depan anak, faktor penyebab tawuran secara psikologis juga dipengaruhi dari sikap-sikap mereka sedari usia dini. 

Koorwilcambidik Cilamaya Wetan saat memberikan arahan kepada Siswa SDN Tegalsari II


"Saya gak seneng kalau di sekolah ada pembiaran sikap-sikap Perundungan, saling ejek antar siswa yang berlebihan hingga penyekatan orangtua atas pergaulan anak kaya - miskin. Ini bisa mempengaruhi karakter siswa di masa depan, jadi tolong ini di arahkan oleh semua guru dan Kepsek SD, bangun lagi pendidikan karakter mereka. Semua pemangku pendidikan bertanggung jawab, " Kata Koorwilcambidik Cilamaya Wetan, Musahar Maksum, Selasa (5/10). 

Disela monitor PTM, sambungnya, ia juga sampaikan kepada semua siswa di kelas agar terus berprilaku baik, fokus belajar dan jangan saling ejek antar satu dengan yang lainnya. Ia tidak menghendaki ada lingkungan SD yang tidak di bina karakternya. Sebab, jika sudah kadung masuk SMP dan SMA/SMK, justru usia ini anak mulai aplikasi pola pikirnya.

"Ini penting, saya ngeri juga melihat kejadian tawuran berdarah yang melibatkan siswa SMP. Nah tugas kita apa salahnya membina sejak usia SD ini, " Pintanya. (Rd)