Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) kembali menyelenggarakan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSDC).

Dua ajang talenta ini merupakan ajang katalis yang sangat penting untuk melatih dan memberikan pengalaman para siswa berbakat dalam mengaktualisasikan prestasinya di bidang debat. Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puspresnas , Asep Sukmayadi mengatakan, LDBI dan NSDC ini telah diselenggarakan secara rutin lebih dari satu dekade.

Kegiatan ini, kata dia, bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, konstruktif, dan responsif terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang. Baik nasional maupun internasional.

Selain itu, melalui ajang ini juga diharapkan agar secara konsisten berafiliasi untuk berpartisipasi di ajang debat bahasa Inggris internasional. “Dengan ajang ini kita juga bisa temukan talenta-talenta terbaik yang mumpuni yang kita bisa siapkan untuk berlaga di kancah internasional, dan membawa nama baik Indonesia sebagaimana setiap tahun secara konsisten kita ikuti,” katanya.

Pada tahun ini, LDBI dan NSDC mengusung tema Speak of Your Mind, Speak for Indonesia. “Ini adalah satu tema yang mengharu-biru, mendorong semangat dari adik-adik semua untuk terus bisa berbicara dengan argumentasi yang baik untuk Indonesia,” imbuh Asep.

Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama, Suhartono Arham, Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) mengapresiasi penyelenggaraan LDBI dan NSDC. Menurutnya, walaupun dilakukan secara virtual namun dua ajang ini tetap menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas, bagi para generasi muda, khususnya pelajar di jenjang SMA.

“Keempat kecakapan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi era digital dan era 5.0, di mana tekanan bukan lagi kepada teknologi tetapi kepada human society. Yaitu manusia menjadi komponen utama yang mampu menciptakan nilai baru dan mampu meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia serta masalah ekonomi di kemudian hari,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Suhartono, metode debat yang yang terus diasah dapat menjadikan para peserta menjadi pribadi yang terasah dalam berpendapat, menyaring informasi dengan baik, dan memahami permasalahan dari segala sisi. Keahlian berpikir akan menghindarkan diri dari menghakimi suatu permasalahan secara sepihak, sekaligus melatih pola pikir untuk menerima perbedaan pendapat.

“Ini adalah salah satu contoh karakter kebinekaan global. Seperti yang kita ketahui bersama, tokoh-tokoh hebat dunia juga lahir dari komunitas debat,” imbuh Suhartono.

Halaman Selanjutnya

Suhartono juga menyampaikan, agar peserta LDBI dan NSDC mengikuti seluruh rangkaian dengan menjunjung tinggi kejujuran, sportivitas, dan integritas. “Lakukan semuanya dengan ikhlas, jangan melakukan suatu pekerjaan yang didasari dengan niat mencari perhatian atau mendapatkan pujian, lakukanlah dengan niat baik dan ketulusan,” ucapnya.

Salah satu juri inti LDBI, Citra Dewi Hernia, mengatakan, meskipun dilaksanakan secara daring, mekanisme debat tidak ada perubahan khusus. Hanya saja kendala dari peralatan dan internet perlu diantisipasi karena potensi putus jaringan sangat mungkin terjadi. “Kecepatan internet dan perangkat perlu ada cadangan untuk membantu kelancaran,” ujarnya.

Mengenai antusiasme peserta, Citra menyebut tahun ini peserta yang aktif bertanya tentang masukan dari dewan juri cukup tinggi. Di tingkat nasional ini, Citra menyebut akan ada 35 tim untuk babak eliminasi, dan 16 tim untuk di perempatfinal.

Kemudian dari perempatfinal akan diseleksi menjadi delapan tim yang masuk semifinal. Dari delapan tim akan diseleksi lagi menjadi empat tim yang setelahnya akan didapat dua tim berlaga di final.

Citra menambahkan, dalam lomba ini hanya akan ada satu tim yang jadi pemenang. Namun demikian, ada penghargaan khusus untuk 15 pembicara terbaik secara individu, yaitu kategori setingkat emas (ranking 1-5), setingkat perak (ranking 6-10) dan setingkat perunggu (ranking 11-15).

Dalam acara pembukaan ini turut hadir perwakilan peserta yang akan bertanding. Ribka Nevi Erika, salah satu delegasi dari Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Kuala Lumpur, mengatakan, berbagai persiapan dilakukannya untuk mengikuti lomba ini. “Saya dan tim menjadikan latihan sebagai rutinitas, tetapi di samping itu kita juga membaca berita, nonton film dan latihan berfikir kritis,” ujarnya.

LDBI dilaksanakan sejak tanggal 3-9 Oktober 2021 dengan peserta 3.207 siswa, sedangkan NSDC dilakukan secara pararel mulai tanggal 11-17 Oktober 2021 diikuti oleh 2.150 siswa dari 34 provinsi dan 7 SILN. SILN yang mengikuti LDBI dan NSDC tingkat provinsi yaitu SILN Singapura, Kinabalu dan Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, Cairo serta Riyadh dan Jeddah-Arab Saudi.

Siswa SILN yang lolos ke tingkat nasional berasal dari Kuala Lumpur, Riyadh dan Jeddah. Dari seleksi tingkat provinsi, dipilih sebanyak 105 siswa untuk melanjutkan kompetisi setiap ajang, baik LDBI dan NSDC.(medcom)