"Dari awal kami tertekan, lawannya juga cepet banget. Kami juga tidak begitu siap dengan speednya. Pada game kedua, kami bisa mengimbangi. Pada game ketiga kami sudah mepet, juga sempat unggul, tapi lalu kehilangan poin. Sempat mepet 19 sama dan akhirnya kalah,” kata Marcus dalam wawancara di mixed zone.

“Mereka main bagus juga. Kami mengakui bahwa mereka mainnya bagus. Perubahan permainan mereka dari sebelum (pandemi) Covid sampai sekarang juga banyak. Kami berusaha melakukan yang terbaik. Untuk next, kami akan lakukan evaluasi,” tambah Marcus.

"Mereka tekanannya lebih kenceng. Terutama yang kidal (Kobayashi, Red), sekarang tenaganya lebih powerful. Dia juga jarang mati sendiri. Pasti setelah ini, kami akan evaluasi dengan pelatih. Pasti banyak kekurangan dan semoga ke depan, kami bisa lebih baik,” ucap Marcus.

Ditanya apakah ada beban sebagai juara bertahan dan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di final? Kevin menggeleng.

“Tidak ada tekanan khusus sih. Kami berusaha bermain sebaik mungkin. Dan hari ini lawan memang bermain lebih baik dari kami,” ucapnya.

“Kalau ditanya capek, ya pasti capek. Ya dijalanin saja, kami juga nggak matok target apa-apa di pertandingan selanjutnya. Yang penting kita jalanin saja,” tambah Kevin.(ga)