Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, tahun 2022 rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Guru (PPPK Guru) guru honorer akan terus didorong untuk dapat dilaksanakan.

“Kita akan terus mendorong rekrutmen PPPK untuk memastikan semua guru honorer bisa ikut seleksi dan lolos mendapat formasi,” kata Mendikbudristek Nadiem pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (25/11/2021).

Nadiem dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan terima kasih bagi guru-guru yang masih saja bisa ngajarin anak-anak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), walaupun kondisi ekonominya terpukul, sehingga harus seling-selingan jualan-jualan di pasar sambil ngajar,  itu luar biasa.

“Satu hal yang membuat saya bingung, tapi senang adalah dari semua perjalanan saya di seluruh Indonesia bertemu dengan guru honorer, guru penggerak, kepala sekolah tidak pernah ada sekali pun kata putus asa itu keluar. Ini hal yang luar biasa dan menginspirasi kami semua,” ujarnya.

“Bagi yang gak tahu, saya tinggal di rumahnya Bu Nuri sama di rumahnya Pak Sukardi, saya disuguhi berbagai macam makanan yang enak-enak, dan akhirnya ngobol-ngobrol mengenai apa sih suka dukanya menjadi guru. Bukan hanya di masa pandemi, tapi juga sebelum masa pandemic, dan ini merupakan hal yang begitu menantang menjadi guru. Bayangkan, sudah dijajah oleh keseragaman, dijajah oleh regulasi, kesejahtraannya banyak yang masih belum terjamin. Ini adalah masa yang luar biasa menantang,”paparnya.

Itu adalah indikator, bahwa banyak sekali guru-guru di seluruh indonesia bekerja, karena itu adalah panggilan hidup, bukan untuk uang, bukan untuk mencari kerjaan yang stabil saja, tetapi untuk benar-benar berbakti. “Itulah alasannya kenapa saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujarnya.

Mendikbudristek Nadiem juga menjelaskan, bahwa tahun depan akan meluncurkan berbagai macam program untuk guru, yaitu akan terus mendorong rekrutmen PPPK untuk memastikan semua guru honorer bisa ikut tes seleksi dan lolos mendapat formasi. “Itu sudah pasti prioritas pertama kita, karena kalau enggak bisa menafkahi keluarga saja gimana mau berkualitas,” ujarnya.

Kemudian yang kedua, pihaknya akan meluncurkan berbagai macam platform teknologi. “Bukan hanya bagi-bagi  laptop dan proyektor terbesar di sejarah Indonesia, tapi kita juga akan memberikan pelatihan online yang bisa diikuti guru-guru secara mandiri sesuai kebutuhannya. Bukan belajar teori-teori saja, tapi yang praktis dari guru untuk guru, dan yang relevan dan praktis, Itu kuncinya,” tuturnya.

Disamping itu, pihaknya juga akan mulai menawarkan kurikulum yang jauh lebih merdeka. Sekarang lagi dites di sekolah-sekolah  penggerak. Kurikulum yang satu bisa dimengerti oleh guru. Kedua, fleksibel, sehingga guru boleh mengadaptasi sesuai kebutuhan dan kemampuan murid-muridya, dan ketiga memberi kesempatan guru berkreasi dan berinovasi, sehingga  proses pembelajaran lebih mudah.

“Jadi kita bukan ganti menteri ganti kurikulum, tidak. Kurikulum yang kita tawarkan tahun depan adalah kurikulum yang memberikan kemerdekaan kembali pada guru-guru. Jadi banyak hal pasti menarik tahun depan. Tolong ditunggu. Sabar. Tapi nomor satu, tolong desak semua Kepala Dinas untuk sekolah tatap muka harus segera dilaksanakan,” ungkapnya.(SD)