Para Calon Guru Penggerak (CGP) dan Calon Pengajar Praktik (CPP) di hempas rasa dilema jelang penutupan pendaftaran pada 18 Februari 2022 ini. Menyusul, selain seleksi ini, Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi melalui Dirjen GTK umumkan seleksi Pendidikam Profesi Guru (PPG) bagi guru PNS maupun honorer untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.yang terbit pada 4 Februari kemarin.
Adanya aturan larang "Poligami", mengharuskan para guru memilih diantara menjadi Calon Guru Penggerak atau Ikuti PPG di waktu yang bersamaan mulai Februari - Maret 2021 ini. 
Lalu, apa kata Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Karawang Timur yang juga Kepala SD Penggerak di Sekolah Penggerak angkatan 2 menyikapi posisi dilema ini ?

Hj Yeni Mulyani, Ketua K3S Karawang Timur Beri Pesan Pilihan CGP dan PPG Bagi Guru


Dikatakan Yeni Mulyandi S.pd, guru yang sudah daftar CGP dan CPP diakuinya dihadapkan pada posisi yang dilema. Di satu sisi ingin mengembangkan kompetensi diri, karir dan sekolah tempatnya mengajar dengan mendaftar jadi CGP, disisi lain peluang kesejahteraan lewat sertifikasi muncul bersamaan seleksinya lewat PPG pada Februari ini. Sebenarnya, sebut Yeni, dua-duanya adalah hak dan kewenangan guru bersangkutan untuk memilih, karena tidak boleh rangkap di ikuti semuanya. Namun, jika ingin mengembangkan potensi diri, progres kompetensi dan karir, ada baiknya saran Yeni, guru CGP tidak mencabut pendaftarannya dan beralih ke PPG, apalagi yang honorer dan P3K, bahkan PNS, sebab mereka memiliki progres karir lebih tertib, karena bisa ikut serta dan prioritas dalam seleksi menjadi Kepsek maupun pengawas, meskipun non PNS. Sementara PPG, lebih pada individu dan dorongan kesejahteraan lewat tunjangan profesi/sertifikasi, sehingga belum menjamin karirnya bisa menjadi Kepsek maupun pengawas, karena bukan dari CGP atau CPP.

"Kalau yang sudah daftar di CGP kemudian ingin ke PPG, otomatis batal jadi guru penggeraknya. Sebenarnya itu hak sih, tapi kalau ingin karir dan kompetensi tertib, saya sarankan tetap di CGP, sementara PPG lebih identik soal kompetensi profesi dan kesejahteraan individual, " kata Kepala SDN Karawang Wetan 1 kepada pelitakarawang.com, Kamis (10/02).


Kasie Kursis GTK Disdikpora Karawang Musa Mulyana mengungkapkan, ia berharap jangan di poligami (rangkap) CGP dengan PPG, sebab akan terbelenggu dengan tugas perhatiannya nanti. Cukup saja, tentukan satu pilihan sejak awal, mau di CGP atau ikut PPG.

"Tidak bisa dua-duanya alias poligami, tentukan satu saja. Karena baik CGP maupun PPG seleksinya sama melalui SIMPKB, " Tandasnya.(rd)