Siswa SMAN 1 Tempuran yang berprestasi dan dari keluarga tidak mampu pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang bertekad kuat ingin kuliah lewat jalur beasiswa, tim management memfasilitasi penuh setiap tahapan pendaftarannya, baik Saringan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) maupun lewat jalur bidimiksi. Kampus yang di pilih juga bukan saja di Karawang, tetapi di sejumlah kota besar lainnya seperti Jakarta, Depok, Bandung hingga Jogjakarta. 

Sunarto S.pd Wakasek SMAN 1 Tempuran

"Mereka daftar mandiri juga sebenarnya bisa, namun kita memilih mendampingi dan memfasilitasi para calon lulusan kami agar mulus ikut saringan masuk bagi yang ingin berkuliah di jalur beasiswa. Sebab, ini jarang tersosialisasi kepada para siswa maupun orangtua siswa, sehingga minatnya minim. Namun di kita di optimalkan sosilisasi pengumuman dari berbagai kampus, mendampingi dan memfasilitasi mereka setiap tahapannya, " Kata Wakasek SMAN 1 Tempuran Sunarto S.pd, Rabu (8/2).

Mereka yang tidak memiliki KIP Merdeka velajar dan tidak sama-sama memiliki peluang daftar ke SMPTN di semua jalur.
Sebab, jika mereka lolos, beasiswanya ditanggung pemerintah, mulai dari pendaftaran, biaya kuliah hingga uang sakunya. Bahkan, jika dulu di banderol Rp2,5 juta per program studi, saat ini pemerintah sudah menyesuaikan dengan prodi di setiap kampus untuk UKT dan biaya kuliahnya, sehingga pemerintah membiayai perkuliahan meteka ada yang Rp2,5 juta persemester hingga Rp 15 jutaan.
"Untuk yang daftar KIP alias tidak mampu, maka ada syarat yang harus di penuhi, mulai dari penghasilan orangtua setelah dibagi anggota keluarga hanya Rp500 ribu perbulan, kemudian ada keterbatasan ekonomi, hingga spesifikasi rumah dan bukti dokumentasi fisiknya. Jadi, setiap ada pengumuman, pihak sekolah tidak berdiam diri, tapi langsung merespon dengan upaya terbaik bagi para lulusan.

"Saat mereka kuliah, mereka juga dapay uang saku sesuai Kluster kabupaten/kota tujuan kuliah, mulai Rp850 ribu perbulan sampai Rp1,2 juta perbulan. Banyak siswa kami yang sukses berkuliah, ada yang di Unsika, UIN/IAIN, UPI Bandung hingga UNJ dan kampus negeri di Jogjakarta, " ungkapnya. (Rd)