Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, menanggapi pernyataan Presiden Jokowi terkait penceramah radikal.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid. /Dok PR Depok /

Ahmad Nurwakhid mengatakan bahwa pernyataan Presiden Jokowi soal penceramah radikal itu merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

Karena itu Ahmad Nurwakhid meminta semua pihak untuk menanggapi serius pernyataan Presiden Jokowi tersebut, sebab radikalisme sangat berbahaya.

"Pernyataan Presiden Jokowi pada rapat Pimpinan TNI-Polri, harus ditanggapi serius oleh kementerian, lembaga pemerintah, dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme," kata Ahmad Nurwakhid dalam siaran pers Pusat Media Damai BNPT, Sabtu 5 Maret 2022.

Menurut Ahmad Nurwakhid, sejak awal BNPT sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme itu menjadi perhatian yang sangat serius.

Hal itu dikarenakan radikalisme merupakan paham yang sangat memiliki potensi untuk menjiwai aksi-aksi terorisme.

Terlebih paham radikalisme tersebut selalu memanipulasi data dan mempolitisasi, sehingga ia meyakini bahwa hal itu menuju tahapan akhir dari terorisme.

"Sejak awal kami sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme," ujarnya.

"Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi," sambungnya.

Guna mencegah masuknya paham-paham radikalisme, Ahmad Nurwakhid pun mengungkap lima ciri dari penceramah radikal yang selama ini kerap meresahkan masyarakat.

Menurutnya, cara termudah untuk mengenali penceramah radikal itu dilihat dari setiap ceramahnya yang selalu membenturkan persoalan keagamaan dengan kebangsaan.

"Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan, dan keragaman," terangnya, seperti dilansir Galamedia.

Adapun lima ciri dari penceramah radikal yang diuraikan Ahmad Nurwakhid antara lain:

1. Mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.

2. Mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

3. Menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintah yang sah dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian dan sebaran hoaks.

4. Memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman.

5. Memiliki pandangan anti budaya atau anti kearifan lokal keagamaan.***