Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pranikah. Program tersebut merupakan upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin.

Prosesi launching program ini berlangsung di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, Jumat (11/3/2022).

Dalam kesempatan ini, Menag Yaqut menyampaikan bahwa pencegahan stunting merupakan upaya penting dalam menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas.

"Program pendampingan yang dirilis hari ini sangat penting dan sejalan dengan Program Bimbingan Perkawinan atau Bimwin yang digulirkan Kemenag. Bimbingan Perkawinan adalah ikhtiar Kemenag dalam mencegah stunting," kata Menag Yaqut.

Menag Yaqut menjelaskan, pencegahan stunting merupakan perintah agama, bukan hanya perintah negara. Sebab, menurut Menag, menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah.

Sehingga, kata dia, pencegahan stunting juga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua warga bangsa. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dari seluruh stakeholders.

"Ketahanan keluarga menjadi satu pondasi ketahanan negara. Kita ingin generasi bangsa menjadi generasi yang mampu berkompetisi secara global. Keluarga menjadi palang pintu utama pada generasi mendatang," tutur Menag.

“Ke depan, kita akan perkuat kolaborasi dan BKKBN dan pihak terkait lainnya. Isu stunting sudah masuk dalam program Bimbingan Perkawinan. Saya juga meminta Penyuluh Agama se Indonesia untuk terlibat dan berkolaborasi dalam program ini. Mari kita bersama-sama memberi perhatian untuk penurunan stunting di Indonesia," imbuhnya.

Sementara Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan, sebanyak 37% remaja putri Indonesia mengalami anemia.

“Setelah hamil, angkanya naik menjadi 48% anemia, akibatnya bayi yang dikandung tidak subur, bisa stunting,” sebutnya.

“Bantul bisa jadi percontohan karena jumlah stunting sekitar 14%, sesuai target nasional pada 2024,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sepakat jika pencegahan stunting hanya berkutat di hilir, maka kurang efektif. Untuk itu, pihaknya menyebut, perlu adanya upaya pencegahan sejak dari hulu.

“Tadi pagi kami telah mengukuhkan tim percepatan penurunan stunting di Bantul,” katanya.

Selain itu, pihaknya akan mengalokasikan anggaran Rp 50 juta setiap pedukuhan.

“Di antaranya digunakan untuk pencegahan stunting,” ungkapnya.

Peresmian program ini dilakukan dengan pemukulan gong oleh Gus Men, Kepala BKKBN dan Gubernur DIY yang diwakili Asisten lll Bidang SDM Aris Setiyanto. Turut hadir mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor, Staf Khusus Menteri Agama bidang Image Building Wibowo Prasetyo, dan Kepala Kanwil Kemenag DIY Masmim Afif.(***)