Sejumlah petani dan aparat pemerintah desa Pulosari dan Ciwulan Kecamatan Telagasari, datangi pintu air SS Peundeuy Desa Pulojaya Kecamatan Lemahabang Selasa (8/3). Selain mengecek kecukupan suplay air, para petani juga memberondong keluhan pertanyaan kepada sejumlah pejabat di Kantor Pengamat Sungai dan Irigasi PJT II Sektor Telagasari di Lemahabang. Menyusul, seringnya saluran air yang masuk ke dua desa tersebut yang tidak cukup dan mengakibatkan lahan pertanian selalu kekurangan air, baik di masa pra pengolahan tanah, maupun di usia generatif-vegetatif tanaman. 


"Kenapa di hilir Cilamaya dari hulu pintu air Peundeuy ini selalu cukup air, utamanya ke arah timur seperti Kiara - Tegalurung yang jauh, sementara ke arah Utara - Barat menuju sawah Pulosari dan Ciwulan selalu kering meskipun berulangkali diguyur hujan? Makannya, menjawab keluhan petani itu, saya datangi langsung bersama aparat dan petani dua desa ke pintu air Peundeuy dan kantor Pengamat Sungai dan Irigasi PJT II Sektor Telagasari di Lemahabang, " Kata Kades Pulosari, H Kana Sanusi. 


Desa Pulosari dan Ciwulan, bahkan sebagian Lemahmukti, diakui Kana seperti di anak tirukan soal pengairan oleh pihak PJT. Tidak hanya itu, tugas-tugas Waker yang jarang memonitor dan mengevaluasi kurangnya air saat masa pra dan saat pengolahan tanah juga, tak luput ia pertanyakan? Sebab, Kades dan aparat desa acapkali menjadi sasaran keluhan petani, sementara petugas pengairannya jarang melakukan kontrol dan bahkan cenderung seperti membiarkan dua desa ini selalu kekurangan air. 

"Saya kadang sedih, kok di Cilamaya sudah rapi sawahnya, airnya cukup dan jarang terkendala saat masa pertanaman. Saya ngerti ini soal pembagian dan pemerataan air, tapi masa iya ini selalu terjadi tanpa solusi. Bahkan, jika terus dibiarkan bisa munculkan spekulasi adanya permainan ? " Tandasnya.

Pemerintah desa Pulosari, sebut Kana, sampai harus siapkan anggaran Dana Desa 2023 untuk pengadaan paralon/selang di Pulokukun untuk pembagian air sebesar Rp150juta, begitu juga sarana infrastruktur seperti turap, baik anggaran Provinsi maupun reguler Pemkab, tapi ketika sarana di bangun namun airnya gak ngalir, sama saja bohong, karena sarana yang mulus diperbaiki tapi volume debit airnya seperti dianak tirikan, tetap saja membuat para petani menjerit.

"Wal hasil, dengan mengontrog pintu air Peundeuy dan dialog bareng, akhirnya pintu air di buka dan mulai bisa mengalir. Kedepan, jangan salahkan, jika air masih selalu saja lambat datang ke dua desa, upaya-upaya mendatangi pintu air dan kantor PJT ini akan dilakukan lagi untuk memastikan agar sawah ratusan hektar di dua desa tercukupi airnya dan untuk waker baik dari PJT maupun Dinas PUPR supaya optimal check lokasi, " Tandas Kana.

Kepala Desa Ciwulan, Warkat Subrata mengatakan, setelah melakukan protes dan mendatangi kantor pengamat dan juga pintu air, Alhamdulillah pintu air yang menuju Desa Ciwulan, langsung di buka. Menurut keterangan Pak Iwan Karyawan di PJT tersebut, Konon, air yang menuju ke pintu air Peundeuy baru 2 hari tinggi debitnya.

"Namun demikian, ia harapkan kecukupan air ke lahan sawah desa Ciwulan bisa terpenuhi dan selalu di monitor para pengamat dan waker, " Pintanya. (Red)