Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution mengungkapkan kemungkinan Pertamina akan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) RON 92 atau Pertamax jika harga minyak dunia terus menurun.

Foto :: SPBU Pertamina

Meski demikian, ia mengungkapkan harga jual Pertamax yang berlaku saat ini masih berada jauh di bawah harga keekonomian.

"Kalau nanti harga crude turun, mungkin (Pertamax) turun juga, Namun seperti kita ketahui harga Pertamax sekarang masih jauh di bawah keekonomian," ujar Alfian dalam diskusi virtual, Senin, 4 April.

Alfian menambahkan, harga yang berlaku juga akan mengikuti mekanisme pasar dan bergantung pada pergerakan harga minyak mentah dunia.

Sementara itu mengenai kabar pemerintah akan menaikkan harga Pertalite secara bertahap nanti, Alfian mengungkapkan BBM jenis ini ditetapkan sebagai Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP), maka kewenangannya berada di pemerintah.

"Tentunya ini akan ditentukan oleh pemerintah karena ada kompensasi atau nilai subsidi di dalamnya," ujarnya menambahkan.

Untuk diketahui, harga minyak dunia kembali mengalami penurunan pada hari ini, setelah sepekan lalu mengalami koreksi.

Harga minyak jenis Brent tercatat terkoreksi sebesar 0,6 persen sehingga membuat harganya menjadi 103,76 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak bumi jenis light sweet atau WTI turun harga menjadi 98,72 dolar AS.

Dalam seminggu terakhir, harga minyak Brent dan WTI anjlok masing-masing 11,89 persen dan 13,71 persen. Dilihat sebulan ke belakang, harga minyak turun 4,5 persen dan 8,19 persen. Meskipun begitu, minyak jenis Brent maupun WTI masih mencatat kenaikan lebih dari 30 persen pada tahun ini.

Dilansir Bloomberg, salah satu penyebab rontoknya harga minyak adalah lockdown di China yang masih berjalan akibat merebaknya pandemi Covid-19 varian Omicron.

Penyebab lainnya harga minyak merosot tajam adalah keputusan pemerintahan Biden mengumumkan pelepasan besar-besaran minyak mentah dari cadangan strategis untuk memerangi harga energi yang akibat invasi Rusia ke Ukraina.(Voi)