Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Sekjen Kominfo), Mira Tayyiba, menyatakan pandemi COVID-19 mengingatkan arti penting transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

Hal itu karena pandemi telah memicu peningkatan penggunaan internet dan aliran data yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Meskipun digitalisasi mampu memberdayakan masyarakat miskin dan membangun ketahanan, pandemi juga mengingatkan semua orang akan arti penting transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," ujar Sekjen Kominfo di Jakarta pada Jumat (8/4/2022).

Menurut Mira Tayyiba, Pemerintah Indonesia berupaya menerapkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

Selain itu, Pemerintah Indonesia berupaya memelihara masa depan digital dengan empat pendekatan berpusat pada manusia yang meliputi konektivitas, pelindungan data, literasi digital dan fair level of playing field.

"(Pendekatan itu), dengan menyediakan konektivitas yang setara dan dapat diakses, memastikan keamanan dan pelindungan data, melengkapi masyarakat dengan keterampilan yang diperlukan di era transformasi digital ini, serta menciptakan fair level of playing field bagi semua aktor dalam ekosistem digital," jelasnya.

Lebih lanjut Mira Tayyiba mengatakan, pihaknya juga menekankan urgensi untuk memperkuat keamanan siber dan perlindungan data, terkait dengan meningkatnya kerentanan dan acaman di ranah digital.

Kerentanan itu dapat dilihat dari data 2020 yang mencatat ada 37 Miliar pelanggaran data dan kerugian kejahatan dunia maya global diperkirakan dapat mencapai US$10,5 triliun (Rp1,5 kuintiliun) per tahun pada 2025.

“Situasi itu menggarisbawahi urgensi untuk memperkuat keamanan siber dan pelindungan data,” katanya.

Mira Tayyiba juga mengatakan, Pemerintah Indonesia fokus pada empat bidang prioritas yaitu Infrastruktur Digital, Pemerintahan Digital, Ekonomi Digital, dan Masyarakat Digital.

Keempat bidang prioritas itu, menurutnya akan menjadi fondasi sekaligus pilar dari transformasi digital yang menyeluruh di Indonesia.

“Kami menyadari bahwa dalam mewujudkan agenda vital tersebut, ada tantangan dan hambatan yang perlu disikapi dan ditangani dengan kebijakan yang prudent, inovatif, dan kolaboratif," pungkasnya.(if)