Nama Madura United kini tengah jadi pemberitaan nasional. Hal ini tak lepas dari kasus robot trading Viral Blast yang kini menjerat petinggi PT Trust Global Karya Zainal Hudha Purnama.

Diberitakan di beberapa media, manajer Madura United telah dipanggil Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan terkait aliran dana di kasus investasi bodong Viral Blast. Polisi tengah mendalami dugaan aliran dana dari Viral Blast digunakan untuk kerja sama sponsorship.

"Penyidik merencanakan akan melakukan pemeriksaan kepada pihak klub sepakbola Madura United terkait peran salah satu tersangka Zainal Hudha Purnama," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan, kepada wartawan.

Sebelumnya, petinggi Madura United memang menjalin kerja sama dengan Viral Blast Global. Bahkan, Zainal Hudha pernah menjadi manajer klub per Januari 2022.

Namun pada awal Maret 2022, manajemen Madura United memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Viral Blast Global. Keputusan ini diambil setelah perusahaan tersebut mengalami permasalahan hukum.

Direktur PT PMBM, perusahaan yang menaungi Madura United, Ziaul Haq, sudah memberikan konfirmasi terkait kerja sama dengan Viral Blast Global. Klub asal Pamekasan itu mendapatkan dana sponsor senilai Rp1,8 miliar untuk satu musim.

"Saudara Yudha yang langsung menghubungi Madura United dan menawarkan sponsor tersebut. Ini juga terjadi kepada klub lain," kata Ziaul Haq, dalam keterangan tertulis yang diterima media, pada 1 Maret lalu.

Ziaul Haq menegaskan, dana yang diterima Madura United hanya sebatas dana sponsor. "Tak ada dana lain," tuturnya.

Kasus ini jelas menodai kiprah Madura United di Liga 1 Indonesia 2021/2022. Apalagi, klub berjuluk Laskar Sape Kerrab dinobatkan sebagai Team Fair Play dari operator liga.

Sampai berita ini ditulis, upaya VOI untuk mengonfirmasi ke salah satu petinggi Madura United terkait pemanggilan dari Bareskrim Polri belum mendapatkan respons.(Voi)