Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, programkan SmartTren selama Ramadan di sekolah tingkat SMA dan SMK. Program menyisipkan materi keagamaan dalam pembelajaran siswa ini, memiliki model yang diterapkan berbeda-beda tiap sekolah tergantung kebijakan internal. 

Program Smarttren di gelar di sejumlah SMA/SMK selama Ramadan


Kepala SMAN 1 Tempuran, H Dede mengatakan, ada 5 juknis materi yang di dilakukan selama SmartTren ini bergulir mulai Selasa (5/4/2022) ini di sekolahnya. Progam pesantren Ramadan ini diakui Dede, berbeda antar satu dengan sekolahan lainnya tergantung kebijakan setiap sekolah, namun tak lepas dari sasaran program itu sendiri selama dilangsungkan di bulan puasa ini kepada siswa. Ada yang belajar normal seminggu dan ada seminggu khusus materi agama, ada juga yang menerapkan materi khusus keagamaan yang suguhkan di setiap mata pelajaran dengan korelasinya setiap hari, maupun materi dan waktu lainnya.

Program Smarttren di gelar di sejumlah SMA/SMK selama Ramadan

"Ini program Disdik, tapi kami selalu tekankan bahwa anak dan guru harus menjalankan program ini tanpa harus melihat karena programnya, tapi di dorong keikhlasannya lillahitaala sebagai ladang amal, ibadah dan syiar maupun dakwah, " Katanya.

Untuk Tempuran sendiri, sebutnya, SmartTren ini menggunakan beberapa model. Pertama adalah model integrasi dalam pembelajaran, yaitu penekanan aqidah akhlak dan pemahaman Islam rahmatan Lil Al-Amin, dimana guru tetap mengajar materi mata pelajaran tapi sambil menyampaikan pesan agama yang berkaitan dengan mata pelajarannya. Misalnya, guru fisika sampaikan materi soal lampu dan daya listriknya, maka sampaikan selipan keagamaan soal pemakaian seperlunya untuk menghindari mubadzir, atau guru penjaskes yang meniadakan praktek fisik olahraga namun di sampaikan soal kiat-kiat sehat lewat puasa dan seterusnya.

Kemudian yang kedua sambung Dede, yaitu model pembelajaran project, yaitu siswa membuat sesuatu yang di programkan oleh kelompok, dan nanti akan di mulai oleh guru beberapa mata pelajaran, misalnya soal tarikh (sejarah) isl di Tempuran, ini dijadikan project, sehingga dari sisi pembahasan tokoh-tokoh agama Tempuran oleh guru sejarah, narasi naskah dan penyampaiannya dinilai guru bahasa hingga upaya menemui dan menggali informasi ke tokoh-tokohnya di nilai oleh guru sosiologi. 

"Atau materi project membuat karya kaligrafi dari bahan bekas, ini nanti di tinjau penilaiannya oleh guru biologi dan lainnya, " Kata Dede.

Ketiga sambungnya, adalah model pembelajaran penceramah umum, nanti di ambil porsinya oleh guru agama dan atau mendatangkan dari luar sekolah yang lebih mengerti soal intisari agama, fiqh dan tinjauan lainnya.
Adapun materi model ke empat, adalah model amaliyah Ramadan seperti infaq yang di programkan Disdik Jabar dengan istilah (IMAM), yaitu Infaq Masal Aktualisasi Masagi. Dan yang terakhir pelajaran model kelima yaitu berbagi ke masyarakat atau sosial, dimana hasil infaq yang ke empat tadi di aplikasikan dalam bentu sembako, uang dan lainnya untuk bisa berbagi kepada sesama yang membutuhkan di bulan Ramadan ini.

"Semua amaliyah aktivitas siswa baik di rumah, tempat ibadah, keluarga dan masyarakat di pantau Google Form. Untuk itu, sekali lagi memenuhi semua kegiatan ini, jangan niat karena program smarttren, tapi harus ikhlas lillahitaa'ala. Karena visinya visi dakwah, " ujarnya. (Rd)