Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan bahwa dalam ekonomi digital, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara

.

"Saya percaya itu. Saya rasa kontribusi transaksi pada tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 124 miliar dolar AS. Kami (Indonesia) memiliki 17.000 pulau, kami adalah pusat sumber daya alam. Kami banyak berkembang dalam sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan dan pariwisata,” kata Wimboh dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (24/4/2022).

Bank Indonesia mencatat, dari sisi nontunai, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 42,06% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 18,03% (yoy) hingga mencapai Rp360 triliun.

Nilai transaksi digital banking pada triwulan I 2022 meningkat 34,90% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 26,72% (yoy) hingga mencapai Rp51.729 triliun.

"Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran termasuk dalam rangka mendukung program pemerintah dan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta mendorong akselerasi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) yang inklusif dan efisien melalui kebijakan sistem pembayaran nontunai," kata Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI).

Menurut Erwin, BI terus melanjutkan upaya perluasan layanan BI-FAST melalui mobile banking serta meningkatkan komunikasi kepada masyarakat dan lembaga terkait. Sinergi dengan Pemerintah juga terus dilakukan untuk mendorong percepatan digitalisasi pembayaran melalui elektronifikasi bansos, transaksi Pemda, dan transportasi.(j)