Pemerintah Arab Saudi mengaku pihaknya kecewa setelah mempercayakan perdamaian negara-negara teluk kepada Amerika Serikat (AS), setelah Washington justru menghapus status teroris pemberontak Houthi Yaman.

Pangeran Turki Al Faisal

Pasalnya, Pangeran Turki Al Faisal yang merupakan Mantan Duta Besar Saudi untuk Inggris mengatakan bahwa Houthi masih merupakan ancaman regional yang berbahaya. Houthi bahkan disebut Al Faisal telah membawa ancaman bagi dalam negeri Saudi.

"Saudi menganggap hubungan ini strategis, tetapi mereka kecewa pada saat kami percaya bahwa Amerika Serikat dan Arab Saudi harus bersama dalam menghadapi apa yang kami lihat sebagai ancaman bersama terhadap stabilitas dan keamanan kawasan," ujarnya kepada Arab News awal pekan ini, seperti dikutip dari Koran Jakarta

Hubungan antara Saudi dan AS juga diketahui semakin merenggang karena isu pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) sebagai dalang dibalik pembunuhan tersebut.

Wall Street Journal (WSJ) pekan lalu turut melaporkan hubungan Arab Saudi dan AS telah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.(*)