Mobil multiguna pedesaan karya anak negeri ikut tampil di panggung Rumah Resiliensi Indonesia (RRI) di Nusa Dua Bali. Dua unit mobil yang ditampilkan jenis ambulance dan penjernih air.

Dua mobil bernama Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) Penjernih Air dan AMMDes Ambulance Feeder ,besutan Kreasi Mandiri Wintor (KMW) Indonesia ini benar-benar dibuat oleh tangan-tangan terampil anak-anak Indonesia dari pabrik pembuatannya di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Mobil dengan kapasitas dua orang penumpang ini dibekali dengan mesin diesel 650cc, kekuatan 14 tenaga kuda (horse power), berbahan bakar solar dengan konsumsi bahan bakar 1 liter untuk pemakaian selama 2 jam.

Dari segi fungsi dan kegunaan, mobil AMMDes Penjernih Air ini mampu menjernihkan air yang bersumber dari sungai, sumur atau danau. Adapun kapasitas kemampuan, mobil ini dapat menjernihkan air hingga 600 liter per jam untuk air bersih dan 280 liter per jam untuk air minum layak konsumsi.

Di samping berfungsi sebagai penjernih air, mobil ini juga dapat berfungsi sebagai genset pembangkit listrik dengan daya hingga 800 watt. Ketika mesin dihidupkan, maka alat penjernih air dan genset pembangkit listrik bekerja secara bersamaan.

Selanjutnya untuk Mobil AMMDes Ambulance Feeder memiliki fungsi dan peran penting dalam kedaruratan di wilayah pedesaan atau lokasi tertentu. Dari segi mesin, mobil ini memiliki spesifikasi yang sama dengan AMMDes Penjernih Air.

Bicara mengenai fungsi dan kegunaan, mobil AMMDes Ambulance Feeder atau ambulance pengumpan ini memiliki peran utama yakni mengangkut kelompok rentan atau terdampak bencana dari desa yang sulit diakses menuju fasilitas kesehatan terdekat.

Mobil ambulance pengumpan ini juga dilengkapi dengan tandu roda, oksigen, kursi bidan desa untuk dua orang penumpang, box bayi, lampu penghangat bayi, intercom untuk komunikasi dengan sopir, kipas angin sirkulasi dan lampu penerangan khusus.

Debut di Gempa Palu, Sigi dan Donggala

Dalam debutnya, mobil AMMDes Penjernih Air ini pernah digunakan pada masa tanggap darurat bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala 2018 silam. Sebanyak lima unit mobil penjernih air diterbangkan ke Sulawesi Tengah untuk membantu menyediakan pasokan air bersih sekaigus air minum bagi para warga terdampak bencana yang menewaskan hingga 2.045 jiwa.

Dalam medan yang berat pascabencana sekalipun, mobil ini terbukti dapat menjangkau wilayah-wilayah yang tidak mampu ditembus oleh jenis kendaraan roda empat lainnya.

Sehingga, mobil ini layak digunakan pada situasi darurat bencana atau kebutuhan lain di pedesaan maupun wilayah tertentu.

Ruang Bersalin Darurat Suku Baduy

Mobil AMMDes Ambulance Feeder atau ambulance pengumpan ini tercatat pernah digunakan sebagai ‘ruang bersalin’ darurat bagi warga Suku Baduy di Lebak pada 2019 dan 2020 lalu.

Seorang bayi laki-laki bernama Ahmad Deswanto dan bayi perempuan bernama Amanda Deswita dilahirkan di dalam mobil ambulance pengumpan ini, mengingat pada saat itu sudah tidak ada waktu lagi bagi para ibu untuk mencapai tempat persalinan terdekat.

Sebelum ada AMMDes Ambulance Feeder, warga Suku Baduy dan sekitarnya harus dibawa menggunakan tandu darurat untuk mencapai tempat fasilitas kesehatan.

Namun, setelah kehadiran mobil ambulance pengumpan itu, maka kegiatan evakuasi dan penyelamatan warga desa menjadi lebih mudah, cepat dan lebih efisien.

Kehadiran dua mobil karya anak bangsa dari naungan Kementerian Perindustrian RI ini sekaligus menambah deretan peserta kolaborasi dalam penanggulangan bencana antara pemerintah dengan dunia usaha di panggung Rumah Resiliensi Indonesia.

Selain mobil produk KMW, sebanyak 12 stand lain juga turut memeriahkan gelaran yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil, lembaga-lembaga donor dan internasional di Indonesia, serta lembaga usaha dan komunitas dengan dukungan penuh dari Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali (FPRB Bali).

Rumah Resiliensi Indenesia sendiri merupakan wadah untuk menggemakan narasi Indonesia tangguh, mendukung pencapaian tujuan nasional, dan memperluas jangkauan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) kepada para mitra pentaheliks serta khalayak luas di Indonesia dan di dunia.

Adapun lokasi panggung Rumah Resiliensi Indonesia berada di Art Buliding Bali Collection, Nusa Dua, Bali yang hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari venue GPDRR 2022.

Selama satu pekan ke depan akan digelar 90 mata acara terkait penaggulangan bencana dan resiliensi, meliputi diskusi, talk show, demo ketangguhan bencana hingga penampilan seni budaya.

Acara tersebut dibuka untuk umum mulai tanggal 23-28 Mei 2022, tidak dipungut biaya dan tidak membutuhkan kartu ID khusus untuk masuk ke area venue(nas)