Kabar duka datang dari Uni Emirat Arab. Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan telah meninggal dunia. Sang kepala negara meninggal di usia 73 tahun.

Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan

Kantor berita negara Emirat WAM, yang menyampaikan laporan tersebut, mengatakan bahwa negara akan melangsungkan 40 hari berkabung dengan mengibarkan bendera setengah tiang. Sementara itu, sebagai bentuk penghormatan, kementerian dan entitas resmi akan berhenti beroperasi selama tiga hari ke depan.

"Kementerian Kepresidenan mengumumkan bahwa akan ada 40 hari berkabung resmi dengan bendera setengah tiang," tulis badan tersebut lewat Twitter pada Jumat (13/5). "Dan tiga hari penutupan kementerian dan entitas resmi di tingkat federal dan lokal dan sektor swasta."

Sejak dilaporkan menderita stroke pada tahun 2014 lalu, Sheikh Khalifa jarang terlihat di depan umum. Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed atau dikenal sebagai MBZ, yang merupakan saudara sang presiden dipandang sebagai penguasa de facto dan pembuat keputusan keputusan kebijakan luar negeri utama.

Dia bergabung dengan perang yang dipimpin Saudi di Yaman. MBZ juga memelopori embargo terhadap negara tetangga Qatar dalam beberapa tahun terakhir.

Memuji saudaranya di Twitter, MBZ mengatakan, "UEA telah kehilangan putra dan pemimpinnya yang saleh dari ‘fase pemberdayaan’ dan penjaga perjalanannya yang diberkati."

Menurut undang-undang, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, penguasa Dubai, akan bertindak sebagai presiden sampai dewan federal bertemu dalam waktu 30 hari untuk memilih presiden baru. Dewan federal ini terdiri dari para penguasa tujuh emirat.

Ucapan belasungkawa mengalir dari para pemimpin negara Teluk, termasuk raja Bahrain, presiden Mesir dan perdana menteri Irak. Sementara itu, Sheikh Khalifa mulai berkuasa pada tahun 2004 di emirat terkaya Abu Dhabi dan menjadi kepala negara. Dia diharapkan akan digantikan sebagai penguasa Abu Dhabi oleh Putra Mahkota Sheikh Mohammed,mengutip dari laman wowkerern.

Abu Dhabi memegang sebagian besar kekayaan minyak di negara Teluk. Negara bagian ini telah memiliki kepresidenan sejak pendirian federasi UEA oleh ayah Sheikh Khalifa, mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pada tahun 1971.(*)