Meskipun memiliki kendaraan roda empat, namun tak membuatnya bermewah-mewah menemui masyarakat dan konstituennya. Hal itu di lakukan Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Dapil IV, H Cita saat menggelar reses perdana masa sidang ke 2 di Desa Muktikaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Jumat (13/5/2022), pasalnya, akses rumah ke desa tersebut yang ditempuh sekitar 25 kilometer, di lakukan dengan mengendarai motor 'Trail' yang biasa di gunakannya ke sawah-sawah, atau yang akrab di sebut motor 'otok-otok'. 

Foto : Kegiatan Reses di Desa Muktijaya Kecamatan Cilamaya Kulon dari DPRD H Cita

Bersama tim dan anggota PAC PDI Perjuangan, mantan Kades Bayurlor ini, tiba ke Kantor Desa Muktijaya dan di sambut masyarakat dengan segudang aspirasi dan harapan.

"Iya pake motor, motor itu biasa saya pakai ke sawah menengok proses pertanaman, baik saat persemaian maupun saat panen. Ya bareng tim saja rame-rame pakai motor saat reses juga, kan gak aneh-aneh biasa saja, " Kata H Cita.

Saat menyerap aspirasi di hari pertama di Desa Cikarang dan Muktijaya, mayoritas memang banyak keluhan soal infrastruktur hingga urusan pertanian, terang saja diantara masyarakat yang hadir memang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga, harga pupuk mahal, harga gabah murah dan pengendalian hama dengan harapan lebih di perbanyak bantuan pengendalian hama saat ini, menjadi keluh kesah masyarakat sekitar. Disisi lain, saat gagal panen, banyak diantara petani dan buruh tani, belum tercover asuransi pertanian, entah karena kurang sosialisasi atau memang premi yang dibayarkan bagi mereka masih keberatan.

Foto : Kegiatan Reses di Desa Muktijaya Kecamatan Cilamaya Kulon dari DPRD H Cita

"Pengendalian hama dan harga gabah mayoritas dikeluhkan banyak petani. Kita juga dorong Solusinya harus seperti apa, di saat gabah murah, Bulog juga memang kurang responsif karena terbatas membeli gabah petani. Ada asuransi, tetapi belum banyak tercover semua, " Ungkapnya.

Lebih dari itu, sambung Cita, muncul juga pertanyaan soal progres Raperda Pondok Pesantren, dimana dirinya merupakan salah satu dari Pansus tersebut. Dimana kalangan pesantren di harapkan bisa diberikan fasilitas lebih untuk menopang sarana prasarana, baik bangunan dan fasilitas santri hingga kewirausahaannya dari pemerintah.

"Ini terus kita dorong, agar ketika di ketok palu, pelaksanaannya sejalan dengan apa yang diharapkan kalangan pesantren, dimana selama proses, banyak pihak yang terlibat seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan lintas ormas lainnya, " Pungkasnya. (Rd)